REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Jumlah desa wisata di Sulawesi Selatan terus bertambah pesat hingga saat ini. Provinsi ini memiliki lebih dari 600 desa wisata yang tersebar di 24 kabupaten/kota.
Jumlah tersebut menjadikan Sulsel sebagai salah satu daerah dengan desa wisata terbanyak di Indonesia dan punya potensi sangat besar untuk menarik investasi sektor riil, terutama dari luar negeri.
"Potensi pariwisata kita luar biasa karena hampir semua tempat di Sulawesi Selatan itu indah dan cantik," ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sulawesi Selatan, Muhammad Arafah, dalam Capacity Building bertajuk "Kiprah Bank Indonesia dalam Pertumbuhan Ekonomi Daerah" di Makassar, Kamis (23/10/2025).
Ia menyebut jumlah desa wisata di Sulsel meningkat pesat dalam empat tahun terakhir. Peningkatan ini, tak lepas dari keindahan alam Sulawesi Selatan yang alami dan beragam.
"Pada tahun 2021, terdapat hampir 200 desa wisata, kemudian meningkat menjadi lebih dari 400 pada tahun 2022. Angka ini terus melonjak hingga lebih dari 500 di tahun 2023, dan kini mencapai lebih dari 600 desa wisata di tahun 2024," ungkap Arafah.
Meskipun potensinya sangat besar, pengembangan desa wisata di Sulsel masih menghadapi tantangan utama, yaitu konektivitas antarwilayah. Walaupun saat ini Sulsel memiliki infrastruktur pendukung yang semakin lengkap, seperti pelabuhan dan bandara internasional, konektivitas antarwilayah masih menjadi tantangan yang harus dipecahkan untuk mendatangkan lebih banyak wisatawan termasuk para investor dari luar.
Ia tak menepis bahwa untuk menjangkau kawasan wisata di kabupaten dan kota lain masih memerlukan waktu yang lama melalui jalur darat.
"Misalnya, dari Makassar ke Toraja membutuhkan waktu hingga delapan jam," kata dia.
Pemerintah provinsi pun terus berupaya membangun infrastruktur untuk mempercepat akses menuju destinasi wisata. Sulsel telah memiliki jalur kereta api Maros–Parepare yang mulai diminati masyarakat karena waktu tempuh yang lebih singkat. Namun, pembangunan jaringan kereta masih membutuhkan waktu dan biaya besar serta dukungan dari pemerintah pusat.
Selain jalur darat dan kereta, akses udara juga terus diperluas. "Kami terus membangun agar aksesibilitas semakin mudah," kata Arafah.
Arafah mengatakan Pemerintah Provinsi Sulsel juga mendorong kawasan Bira–Takabunate agar ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata. Wilayah ini memiliki potensi besar karena masih alami dan memiliki banyak pantai berpasir putih. Ia menyebut belum ada satu pun yang dijadikan KEK.
"Dari sekian banyak tempat kita destinasi Selatan sedikit kurang bahagia karena tidak ada satu kawasan pun yang menjadi kawasan ekonomi khusus. Kita sudah bekerjasama untuk mendorong Bira Takabunate untuk menjadi kawasan ekonomi khusus,"ungkap Arafah.
"Kenapa kita dorong Bira? Di sana banyak sekali desa wisata yang masih alami dan punya banyak pantai yang putih bersih. Di Bira juga ada satu tempat dimana kita masuk harus pakai baju hitam, itu namanya Pajang," ucap dia.
Investasi Sektor Riil untuk Stabilitas Ekonomi
Dalam kesempatan yang sama, Ekonom Senior Kpw BI Sulsel Deded Tuwanda menyakini investasi sektor riil di desa wisata akan membawa dampak ekonomi luas, mulai dari penciptaan lapangan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat, hingga penguatan struktur ekonomi daerah.
"Kalau investor asing masuk ke sektor riil, tentu modalnya tidak gampang keluar seperti di surat berharga atau saham. Itu bagus juga karena berimplikasi positif pada nilai tukar rupiah," ucap Deded Tuwanda.
Ia menegaskan, pendekatan 'investment project ready to offer' akan menjadi strategi penting dalam menarik investor asing.
"Sulawesi Selatan itu sangat kuat dengan destinasi-destinasinya. Masing-masing desa wisata itu punya karakteristik keunggulannya sendiri-sendiri," ujarnya.
Deded mengatakan potensi ekonomi di tingkat daerah tidak bisa hanya bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), tetapi juga lewat dorongan investasi yang berkelanjutan. Oleh karena itu, investasi terutama dari sektor riil menjadi kunci untuk memperkuat ekonomi lokal.
Untuk mendorong hal itu, BI bersama pemerintah daerah terus berupaya menyiapkan proyek-proyek investasi yang siap ditawarkan kepada calon investor, termasuk dari luar negeri.
"Ketika sudah ada investment project ready to offer, kita bisa tawarkan ke investor, terutama investor asing. Kalau investor asing masuk ke sektor riil, tentu modalnya tidak gampang keluar seperti di surat berharga atau saham. Itu bagus juga karena berimplikasi positif pada nilai tukar rupiah," ungkapnya.
.png)
4 hours ago
2

















































