Bahaya Konsumsi Steroid Sembarangan, Dokter Ingatkan Risiko Osteoporosis pada Remaja

3 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penggunaan obat-obatan dalam jangka panjang, terutama yang mengandung steroid, memerlukan pengawasan dan kehati-hatian yang ekstra, khususnya pada pasien anak dan remaja. Dokter spesialis anak konsultan endokrinologi, Frida Soesanti, menyampaikan peringatan keras mengenai dampak negatif penggunaan steroid dalam dosis berlebihan atau dalam periode waktu yang lama.

Menurutnya, praktik medis yang tidak terkontrol tersebut dapat memicu komplikasi serius, yaitu osteoporosis atau kondisi tulang rapuh pada populasi muda. "Osteoporosis dapat disebabkan karena penggunaan steroid. Jadi, steroid itu contohnya Prednisone, Methylprenisolone, Dexamethasone. Ini digunakan kalau diperlukan, kalau sehari-hari, seperti batuk pilek, anaknya enggak usah dikasih," kata dr Frida Soesanti, SpA, Subs Endo(K), PhD dalam acara diskusi kesehatan yang diikuti via daring dari Jakarta pada Selasa (21/10/2025).

Anggota Unit Kerja Koordinasi Endokrinologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) itu mengatakan, obat yang mengandung steroid bisa membahayakan kesehatan tulang apabila dikonsumsi secara terus menerus. Ia mencontohkan, orang dewasa yang mengonsumsi Prednisone dengan dosis kecil, sekitar 10 mg, dalam waktu 90 hari bisa menghadapi peningkatan risiko patah tulang punggung hampir 18 kali lipat dan risiko patah tulang panggul tujuh kali lipat.

"Di dalam tulang punggung kita ini untuk melindungi saraf yang ada di dalamnya. Patah di tulang punggung itu jangan dibayangkan kayak patah di kaki atau di tungkai, justru itu kelihatan. Kalau di punggung, enggak kelihatan, anaknya cuma merasa pegal-pegal," kata dokter Frida.

Kepala Divisi Endrokrinologi Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta itu menekankan bahwa obat yang mengandung steroid hanya boleh diberikan kalau memang dibutuhkan secara medis. "Steroid hanya kita berikan kalau perlu. Misalnya, anaknya sedang serangan asma berat, karena itu perlu, tapi sebentar, habis itu stop. Anak dengan leukemia memang salah satu regimen untuk kemoterapinya adalah steroid. Tapi untuk sehari-hari, anaknya batuk pilek, alergi, obatnya bukan steroid," kata dia.

"Jangan rutin menggunakan steroid, karena memengaruhi (risiko) patah tulangnya. Kemudian, anaknya pendek, karena dia mempengaruhi pertumbuhan tulang, pertumbuhan tinggi badan. Steroid hanya diberikan kalau memang dibutuhkan," kata dia. Dia juga mengingatkan pentingnya kehati-hatian dalam memanfaatkan ramuan atau obat tanda izin edar, yang berpeluang memiliki kandungan steroid tersembunyi.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |