Operasi Pasar Terus-menerus, Beras SPHP Tersedia bagi Masyarakat Luas

4 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sebagai tindak lanjut perintah Presiden Prabowo Subianto yang mengarahkan agar operasi pasar dilakukan secara terus-menerus, Menteri Pertanian (Mentan)/Kepala Badan Pangan Nasional (Kepala Bapanas) Andi Amran Sulaiman memastikan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Beras (SPHP) beras melalui Perum Bulog akan terus digencarkan.

Bagi Mentan/Kepala Bapanas Amran, kontinuitas operasi pasar sangat memungkinkan karena alokasi program SPHP beras untuk sisa tahun ini masih ada 1 juta ton lebih.

"Kita tidak boleh puas. Bapak Presiden perintahkan operasi pasar terus-menerus. Alokasi stok kita masih ada 1 juta lebih untuk SPHP beras operasi pasar. Ini operasi pasar sampai Januari, Februari 2026. Yang penting, sekarang kita operasi pasar terus," ucap Mentan/Kepala Bapanas Amran saat konferensi pers di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta pada Senin (20/20/2025).

Dalam laporan realisasi penjualan beras SPHP, per 19 Oktober dari total target setahun 1,5 juta ton, hampir 500 ribu ton atau 492,9 ribu ton telah tersampaikan ke masyarakat. Beras SPHP sendiri dibanderol pemerintah dengan harga yang di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET) beras medium.

Masyarakat pun saat ini sudah lebih mudah menjumpai beras SPHP, baik di pasar tradisional maupun ritel modern. Realisasi penjualan beras SPHP secara mitra saluran melalui pasar tradisional tercatat mencapai 51,8 ribu ton. Sementara melalui ritel modern 17,3 ribu ton.

Lebih lanjut, Mentan/Kepala Bapanas Andi Amran Sulaiman menuturkan adanya HET yang ditetapkan pemerintah itu demi menjaga keseimbangan mulai dari produsen sampai konsumen. Selain HET, ada pula Harga Acuan Pembelian (HAP) di tingkat produsen dan Harga Acuan Penjualan (HAP) di tingkat konsumen.

"Harga eceran tertinggi itu tujuannya adalah menjaga peternak petani untung, konsumen juga tersenyum. Dua-dua ini kita jaga. Ingat 2 bulan lalu harganya 18 ribu rupiah per kilo ayam, tapi pasokan aman. Ayam, telur, bawang merah, itu kita sudah ekspor. Insya Allah beras, jagung tinggal kedelai nanti ke depannya," kata Mentan Amran.

GPM Tembus 10 Ribu Kali, Pemerintah Konsisten Jaga Inflasi Pangan

Bentuk operasi pasar lainnya selain program SPHP beras adalah melalui program Gerakan Pangan Murah (GPM). Dalam pelaksanaannya, mulai Januari sampai 17 Oktober di tahun 2025 ini tercatat telah mencapai 10.212 kali. GPM tersebut dimasifkan pada 37 provinsi dan 375 kabupaten/kota dan akan terus meningkat sampai Desember nanti.

GPM mempunyai peran penting sebagai salah satu instrumen stabilisasi harga pangan yang dilaksanakan oleh pemerintah secara kolaboratif. GPM merupakan bentuk nyata kehadiran pemerintah bagi masyarakat Indonesia.

Melalui penyebaran operasi pasar dalam bentuk program GPM, pemerintah ingin terus mendekat ke masyarakat. Aksesibilitas terhadap pangan pokok yang berkualitas dengan harga terjangkau perlu terus dimasifkan. GPM ini dilakukan dengan menggandeng pemerintah daerah, BUMN, BUMD hingga asosiasi petani dan pelaku usaha pangan.

Untuk diketahui, realisasi GPM di tahun 2024 berada di angka 9.547 kali. Jika dibandingkan pada realisasi GPM tahun 2025 ini, maka ada peningkatan 665 kali terlaksana terhadap capaian GPM yang sampai tengah Oktober 2025 telah berada di 10.212 kali.

Sementara GPM di tahun 2022 kala itu hanya dapat terlaksana 442 kali. Berlanjut di tahun 2023, GPM mulai meningkat hingga tercapai 1.626 kali. Adapun masifnya frekuensi pelaksanaan GPM turut berkontribusi pada pengendalian tingkat inflasi, terutama inflasi komponen harga bergejolak (volatile food) atau inflasi pangan.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi pangan pada tahun berjalan (year to date) di tahun ini berada di 3,32 persen. Tingkat inflasi tersebut masih dalam koridor target inflasi pangan yang dicanangkan dalam High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Pusat (HLM TPIP) Tahun 2025 di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (31/1/2025) lalu.

Dalam HLM TPIP ditetapkan untuk inflasi volatile food harus dijaga dalam kisaran 3 sampai 5 persen. Tingkat inflasi pangan tahun berjalan tahun 2025 ini yang berada di 3,32 persen pun masih lebih rendah dibandingkan inflasi tahun berjalan di 2022 dan 2023. Masing-masing saat itu berada di 5,61 persen dan 6,73 persen. Sementara di 2024 berada di 0,12 persen.

sumber : Antara

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |