FILE - United Nations General Secretary António Guterres addresses a news conference during the BRICS summit in Johannesburg, South Africa, Thursday, Aug. 24, 2023. The United Nations Secretary General says he is hopeful that Africa could soon get a permanent seat at the United Nations Security Council after the five permanent members of the council supported the proposal. Antonio Guterres said the U.N. institutions were created while all African countries were still under colonialism and therefore the continent should now be given a permanent seat.
REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK — Sekretaris Jenderal Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) António Guterres pada Jumat (24/10/2025), memperingatkan rapuhnya legitimasi dewan keamanan yang dapat membahayakan perdamaian global.
Dalam pidatonya di hadapan para duta besar di ruang sidang PBB di New York, Guterres mengungkapkan, memudarnya legitimasi tersebut akan terjadi jika dewan keamanan tetap menemui jalan buntu dan gagal memenuhi tujuan utamanya.
Pidato tersebut disampaikan Guterres pada hari yang menandai 80 tahun berdirinya PBB. Pimpinan PBB berkebangsaan Portugal tersebut berbicara melalui tautan video dari ibu kota Vietnam, Hanoi, dalam sebuah debat terbuka yang memanas tentang bagaimana PBB menavigasi masa depan yang tidak pasti, dilansir Republika dari laman UN News, Sabtu (25/10/2025).
Sebagai badan utama PBB untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional, dewan keamanan dinilai memegang kekuasaan yang signifikan. Termasuk, wewenang untuk menjatuhkan sanksi dan mengesahkan aksi militer. Lima dari 15 anggotanya memiliki kursi tetap dan diberikan hak veto berdasarkan Piagam PBB.
Meski dewan telah memainkan peran sentral dalam pemeliharaan perdamaian, resolusi konflik, dan penegakan hukum internasional, sistem veto sering kali menghambat tindakan dewan keamanan dan menjadi pemicu kritik. Struktur badan tersebut dipandang oleh banyak negara dan pejabat tinggi tidak representatif. Dengan demikian, kawasan seperti Afrika dan Amerika Latin tidak memiliki suara permanen.
Guterres pun menyebut, banyak yang telah mengandalkan dewan keamanan selama lebih dari 80 tahun untuk mengakhiri perang. Menurut dia, dewan keamanan memiliki hak istimewa yang membawa kewajiban – di atas segalanya – untuk menghormati keyakinan mereka. "Tanpa dewan keamanan yang sesuai dengan tujuannya, dunia berada dalam bahaya besar,"kata dia.
.png)
4 hours ago
1








































