Pengusaha Kasih Usul Ini biar Sektor Wisata Cepat Bangkit

7 hours ago 3

Jakarta -

Association of the Indonesian Tours & Travel Agencies (ASITA) meminta pemerintah memperluas paket stimulus ekonomi untuk mendorong pertumbuhan di sektor pariwisata. Menurutnya, stimulus diskon tiket transportasi, khususnya pesawat tidak langsung mendongkrak ekosistem pariwisata dalam negeri.

Diketahui, pemerintah menyediakan stimulus berupa diskon tiket pesawat, khususnya untuk periode libur sekolah pada Juni-Juli 2025. Hal ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 36 Tahun 2025 yang diresmikan beberapa minggu lalu.

Ketua DPP ASITA Rusmiati menjelaskan, diskon tiket pesawat yang bersifat sementara tidak langsung berdampak luas terhadap pertumbuhan pariwisata lokal. Namun, ia tak menampik stimulus ini meningkatkan pergerakan wisatawan domestik sekaligus menjadi angin segar bagi pelaku usaha pariwisata, khususnya perhotelan, agen perjalanan, dan UMKM.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karenanya, ia meminta pemerintah untuk memperluas diskon tarif pesawat ini agar tidak hanya disediakan pada momen tertentu. Menurutnya, perlu diperluas untuk mendorong pertumbuhan pariwisata lokal.

"Tiket pesawat ke depan bisa lebih terjangkau secara umum, tidak hanya saat momen tertentu atau bersifat temporer. Dengan begitu, perjalanan udara akan semakin inklusif dan berdampak luas untuk pertumbuhan pariwisata lokal," terang Ketua DPP ASITA Rusmiati kepada detikcom, Senin (16/6/2025).

Selain itu, Rusmiati juga menilai pemerintah perlu memberikan insentif PPN dan mencabut pembatasan kegiatan Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions (MICE) sangat berdampak pada industri perhotelan dan restoran.

"Perluasan insentif, tak hanya tiket pesawat, tetapi juga PPN fasilitas MICE agar hotel kota mendapat nafas tambahan sampai permintaan korporasi pulih," ujarnya.

Ia juga meminta pemerintah mempercepat penerapan bebas visa untuk wisatawan asing atau visa on arrival dari 30 negara yang rencananya berlaku di semester II 2025. Hal ini dinilai perlu untuk mengamankan target 14-16 juta wisatawan mancanegara (wisman) hingga akhir tahun.

Kemudian, ia juga meminta pemerintah untuk melakukan penguatan perlindungan tenaga kerja, dengan melakukan skema upskilling bersubsidi bagi pekerja terdampak PHK agar bisa beralih ke layanan pemandu tematik atau digital travel curator.

Rusmiati meyakini, stimulus dan dukungan kebijakan akan mendorong pertumbuhan industri di sektor pariwisata. Bahkan, ia memproyeksikan pertumbuhan omzet hingga 12% untuk subsektor pariwisata, seperti biro perjalanan.

"Dengan kombinasi permintaan domestik yang solid, kebijakan stimulus terarah, dan pemulihan pasar internasional, kami memperkirakan omzet rata-rata biro perjalanan tumbuh 10-12% hingga akhir 2025 dan tingkat PHK di subsektor kami tetap terkendali," tutupnya.

Simak juga Video: Dirut Garuda Ungkap 3 Faktor Penyebab Harga Tiket Pesawat Mahal

(acd/acd)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |