Pakar Ingatkan Bahaya Lemak Visceral Tinggi Bagi Perempuan

22 hours ago 1

Jelang menopause, tiap perempuan mungkin merasakan keluhan atau gejala yang berbeda (Foto: ilustrasi perempuan menopause)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kelebihan lemak visceral mampu meningkatkan risiko penyakit jantung. Perempuan yang memasuki periode perimenopause dan menopause pun perlu memperhatikan ekstra kadar lemak visceral dalam tubuh.

"Ibu-ibu harus ingat bahwa begitu masuk perimenopause-menopause sudah harus bersahabat dengan yang namanya kelebihan lemak. Tapi jangan khawatir meskipun kita mempunyai rentang yang lebih tinggi sampai 35 persen tetap teman-teman harus babat dia terutama lemak visceral, jadi lemak visceral dibabat jangan disimpan," jelas pakar kesehatan dari Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) DKI Jakarta dr Ida Gunawan, MS, SpGK, Subsp K,M, FINEM, Kamis (16/10/2025).

Ia menyarankan untuk mengonsumsi makanan sehat berimbang dan dimasak dengan cara yang tepat dengan porsi makan yang mengandung protein seperti ikan yang dikonsumsi sebanyak 2-3 kali seminggu, sayur dan buah berwarna dengan kandungan antioksidan tinggi. "Kemudian harus ada lemak pilih lemak yang baik salah satunya adalah berbeda-beda kemudian jangan lupa ada sayuran dan buah-buahan pilih yang warnanya oranye kemerahan, supaya mendapatkan antioksidan," katanya.

Perempuan yang memasuki masa menopause diimbau untuk lebih bijak dalam merawat tubuhnya. Terutama dalam menyikapi kenaikan berat badan akibat penurunan kadar hormon estrogen.

Manajemen penurunan berat badan perlu memperhatikan komposisi tubuh agar tidak kehilangan terlalu banyak massa otot yang dapat meningkatkan risiko Sarkopenia.

Di sisi lain, tetap penting untuk mencapai fat loss yang sehat. Proses pembakaran lemak sebaiknya dilakukan dengan pendekatan yang tepat, menghindari diet ekstrem maupun pola olahraga yang tidak konsisten, agar hasilnya optimal dan berkelanjutan.

Perubahan hormonal pada masa menopause sering kali menimbulkan berbagai gejala yang dapat memengaruhi keseharian perempuan aktif. Pada fase ini, perempuan menghadapi perubahan fisik, psikologis, dan metabolik yang berpotensi menurunkan kualitas hidup jika tidak dikelola dengan baik.

Meski kadang dianggap menjadi akhir masa produktif perempuan, namun periode ini justru menjadi masa untuk tubuh mengenali diri lebih baik lagi.

sumber : Antara

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |