Menuju Dunia Bebas Asap, CEO PMI: Edukasi Publik yang Akurat dan Regulasi yang Adaptif Jadi Kunci

2 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO Philip Morris International (PMI), salah satu perusahaan tembakau terbesar di dunia, Jacek Olczak, memberikan pernyataan menarik terkait menuju dunia bebas asap. 

“Semua orang setuju bahwa merokok itu berbahaya bagi kesehatan,” ujar Olczak dalam acara Technovation: Smoke-Free by PMI di Dubai, Uni Emirat Arab, Rabu (8/10/2025).

“Pertanyaannya adalah: apa yang bisa kita lakukan untuk membantu para perokok dewasa untuk beralih dari kebiasaannya?” ujarnya.

Tantangan Menuju Dunia Bebas Asap

Faktanya, meskipun masyarakat sepakat bahwa merokok berbahaya, jutaan orang tetap merokok.

“Kenyataannya, orang tetap merokok, dan mereka akan terus merokok jika kita tidak memberi mereka alternatif,” kata Olczak.

Menurutnya, teknologi sudah memungkinkan terciptanya produk yang dapat mengurangi paparan zat kimia berbahaya dan berpotensi berbahaya, tanpa menghilangkan nikotin.

Berbagai produk bebas asap yang dikembangkan oleh PMI, misalnya produk tembakau yang dipanaskan seperti IQOS, rokok elektronik seperti VEEV, dan kantong nikotin seperti ZYN, kini menjadi bagian dari strategi tobacco harm reduction atau pengurangan bahaya tembakau, sebuah upaya untuk mengurangi risiko dari kebiasaan merokok tanpa menghilangkan perilaku mengonsumsi nikotin sepenuhnya.

Belajar dari Jepang dan Swedia

Sebagai contoh, Jepang menjadi laboratorium alami bagi perubahan ini. Setelah sepuluh tahun diperkenalkannya IQOS, lebih dari 50 persen perokok dewasa di Jepang beralih ke produk tembakau yang dipanaskan ini.

Sementara di Swedia, tingkat perokok telah turun ke angka 5 persen—ambang batas yang menurut standar kesehatan dianggap sebagai “masalah yang hampir terselesaikan”.

“Itu bukti bahwa jika masyarakat diberi pilihan yang lebih baik dan informasi yang akurat, maka mereka akan berubah,” ujar Olczak.

Peran Media dan Edukasi Publik

Olczak juga menekankan peran penting media dan opini publik dalam membentuk persepsi masyarakat terhadap alternatif yang lebih baik daripada rokok.

“Media memiliki peran penting untuk bisa memengaruhi keputusan seseorang,” jelasnya.

Menurutnya yang dibutuhkan adalah akses ke informasi yang akurat dan berulang agar masyarakat tidak terjebak dalam mitos atau misinformasi yang sudah berakar puluhan tahun.

PMI sendiri, dikatakan Olczak, tengah bertransformasi total. Lebih dari 99 persen anggaran riset dan pengembangan mereka kini dialokasikan untuk produk bebas asap.

”99,9 persen waktu saya sendiri dihabiskan untuk terus berdiskusi untuk melakukan inovasi pada produk bebas asap,” terang Olczak.

Bagi dunia yang ingin menurunkan angka penyakit terkait kebiasaan merokok, edukasi publik yang akurat dan regulasi yang adaptif adalah kuncinya. Teknologi sudah ada—tinggal apakah masyarakat siap membuka pikirannya terhadap alternatif yang lebih baik daripada rokok.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |