Menlu Amerika Kasih Warning Keras ke Israel: Tak Boleh Aneksasi Tepi Barat

3 hours ago 1

Warga melempar batu ke arat tentara Israel selama bentrokan menyusul serangan militer di kota Nablus, Tepi Barat, Rabu, 27 Agustus 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Luar Negeri Marco Rubio, mengeluarkan peringatan keras kepada pemerintah Israel. Dalam sebuah pernyataan resmi yang dikutip oleh berbagai kantor berita asing, Rubio secara tegas menyatakan bahwa AS akan menentang setiap upaya Israel untuk menganeksasi Tepi Barat. Peringatan ini menandai posisi yang semakin tegas dari pemerintahan Amerika di tengah ketegangan yang terus memanas di kawasan.

Rubio menegaskan bahwa langkah aneksasi semacam itu merupakan "pelanggaran terhadap hukum internasional" dan akan menjadi "langkah yang sangat kontra-produktif" bagi proses perdamaian.

“Itu merupakan ancaman bagi proses perdamaian,” tegas Rubio di Israel, pada Sabtu (25/10/2025), sebagaimana diberitakan TRT World.

Ia memperingatkan bahwa aneksasi tidak hanya akan merusak prospek perdamaian jangka panjang antara Israel dan Palestina, tetapi juga berpotensi memicu destabilisasi regional yang luas. Pernyataan ini disampaikan menyusul menguatnya wacana dari sayap kanan koalisi pemerintah Israel untuk memperluas kedaulatan secara sepihak.

Lebih lanjut, Rubio memaparkan bahwa aneksasi Tepi Barat akan berdampak buruk pada stabilitas keamanan di Timur Tengah. Tindakan tersebut dikhawatirkan akan memicu gelombang kekerasan baru, memperdalam permusuhan, dan merusak upaya normalisasi hubungan antara Israel dengan negara-negara Arab yang telah terjalin dalam beberapa tahun terakhir. Stabilitas kawasan, yang sudah rapuh, dikhawatirkan tidak akan mampu menahan dampak dari tindakan sepihak seperti aneksasi.

Peringatan dari Menteri Luar Negeri AS ini merupakan sinyal diplomatik yang kuat. Pemerintahan Amerika tampaknya berusaha mencegah langkah yang dapat mengunci situasi dalam konflik yang lebih dalam dan sulit dipecahkan. Rubio menekankan bahwa satu-satunya jalan menuju perdamaian yang berkelanjutan adalah melalui solusi dua negara, dan aneksasi akan "membunuh" harapan untuk solusi tersebut.

Sejumlah sekutu tradisional Israel di kawasan, seperti Uni Emirat Arab dan Arab Saudi, juga diperkirakan akan menyambut negatif rencana aneksasi ini. Negara-negara tersebut telah berinvestasi besar dalam upaya menciptakan stabilitas, dan tindakan Israel dipandang dapat mengancam kepentingan strategis mereka serta memicu radikalisasi.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |