REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Pintu Futures, salah satu produk unggulan aplikasi PINTU, terus berinovasi dengan menghadirkan fitur-fitur yang dibutuhkan pengguna. Kali ini, trader derivatif crypto sudah bisa menggunakan dua fitur terbaru di Pintu Futures, yakni Adjustable Leverage dan Initial Margin Buffer.
Kedua fitur ini dirancang untuk memberikan perlindungan ekstra bagi trader sekaligus meningkatkan pengalaman trading secara keseluruhan. Head of Product Marketing PINTU, Iskandar Mohammad, mengungkapkan perseroan selalu mendengarkan masukan dari para pengguna Pintu Futuree. "Kini kami hadirkan fitur yang bisa memberikan fleksibilitas, yaitu Adjustable Leverage serta Initial Margin Buffer untuk mengurangi risiko trading derivatif crypto," ujarnya dalam keterangan, Sabtu (25/10/2025).
Adjustable Leverage memungkinkan pengguna mengatur leverage mulai dari 1x hingga 25x. Fleksibilitas ini memberikan kendali penuh bagi pengguna untuk menyesuaikan strategi trading dengan tingkat risiko dan potensi keuntungan yang diinginkan.
Sementara itu, fitur Initial Margin Buffer berfungsi mengunci margin lebih banyak secara otomatis untuk mengurangi risiko likuidasi. Fitur ini membuat trading futures menjadi lebih terkendali.
Selain kedua fitur tersebut, pengguna Pintu Futures juga dapat memanfaatkan berbagai fitur inovatif lainnya dalam melakukan trading derivatif crypto, di antaranya Take Profit (TP)/Stop Loss (SL), indikator margin, price protection, dan stop order.
“Berbagai fitur unggulan, inovatif, serta komprehensif yang ada di Pintu Futures sejalan dengan performa positif yang ditampilkan. Secara quarter-on-quarter (QoQ), volume trading Pintu Futures pada kuartal III 2025 mengalami peningkatan hampir 200 persen, diikuti dengan penambahan pengguna baru dan pengguna aktif yang juga naik hingga 20 persen,” ujar Iskandar.
Perdagangan derivatif crypto di Indonesia telah berjalan selama setahun terakhir. Mengutip data dari Bursa Kripto CFX, sejak diluncurkan pada September 2024 hingga September 2025, transaksi derivatif crypto di Indonesia menembus Rp73,8 triliun. Tercatat ada 192 kontrak yang dapat diperdagangkan, dengan lima di antaranya — BTCUSDT-PERP, ETHUSDT-PERP, SOLUSDT-PERP, PEPEUSDT-PERP, dan XRPUSDT-PERP — menjadi kontrak paling banyak diperdagangkan dalam satu tahun terakhir.
“Perlu diingat dengan cermat bahwa perdagangan derivatif crypto memiliki risiko tinggi. Karena itu, penting bagi calon trader untuk memahami konsep dasar, manajemen risiko, serta menggunakan uang dingin sebelum memulai trading derivatif crypto,” tutup Iskandar.
.png)
3 hours ago
1














































