Luhut Dorong ASEAN Power Grid, Indonesia Siap Jadi Pusat Energi Bersih Regional

3 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya untuk memperkuat integrasi energi di kawasan Asia Tenggara melalui inisiatif ASEAN Power Grid. Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan Indonesia tengah membangun infrastruktur listrik baru yang akan menjadi tulang punggung transisi energi sekaligus konektivitas kawasan.

“Kita sedang membangun jaringan listrik baru, PLTA merupakan salah satunya. Kami juga sedang mengembangkan banyak potensi energi bersih di Papua," kata Luhut dalam Singapore Internasional Energy Week 2025, Selasa (28/10/2025).

Tidak ada kode iklan yang tersedia.

Luhut menjelaskan, Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang luar biasa besar, termasuk 21 gigawatt potensi PLTA di Papua. Selain itu, proyek PLTA 9 gigawatt dan tidal energy di sejumlah wilayah juga sedang dikembangkan untuk memperkuat sistem tenaga nasional.

Menurutnya, proyek-proyek tersebut akan menjadi pondasi utama dalam menjadikan Indonesia sebagai hub energi hijau Asia Tenggara.

“Kita punya semuanya: air, angin, panas bumi, matahari. Sekarang tinggal bagaimana kita mengelola dan mengintegrasikannya,” katanya.

Melalui ASEAN Power Grid, negara-negara ASEAN akan saling terhubung dalam sistem kelistrikan lintas batas, memungkinkan efisiensi suplai dan stabilitas pasokan di seluruh kawasan. Indonesia berencana memperluas jaringan transmisi untuk menyalurkan listrik dari wilayah kaya sumber daya ke pusat-pusat industri dan ekspor.

Luhut menegaskan, proyek ini bukan hanya tentang pembangunan fisik, melainkan strategi geopolitik dan ekonomi untuk memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok energi bersih global.

“Kita ingin jadi bagian penting dari sistem energi masa depan Asia. Kolaborasi dan keterhubungan inilah yang akan menentukan daya saing kawasan,” ujarnya.

Inisiatif ASEAN Power Grid juga diharapkan menarik investasi baru di bidang infrastruktur energi, teknologi penyimpanan, dan interkoneksi jaringan. Pemerintah memperkirakan kebutuhan investasi mencapai lebih dari 170 miliar dolar AS dalam sepuluh tahun ke depan untuk pengembangan energi terbarukan dan infrastruktur pendukungnya.

“Dengan kolaborasi dan kemitraan, kita bisa mewujudkannya. Indonesia tidak hanya menjadi pasar energi, tapi juga pusat solusi energi bersih untuk kawasan,” tegas Luhut.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |