Ketum Muhammadiyah Prof Haedar: Jangan Hanya Jadi Penonton, Jadilah Pelaku Utama

4 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Setelah hampir seabad berlalu sejak Sumpah Pemuda 1928, semangat kaum muda Indonesia kembali diuji oleh dinamika zaman.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Profesor Haedar Nashir, mengingatkan agar generasi muda tidak hanya menjadi penonton dalam perubahan, tetapi tampil sebagai pelaku utama yang mencerdaskan, mempersatukan, dan membangun bangsa dengan karakter luhur serta semangat kebangsaan yang kuat.

Tidak ada kode iklan yang tersedia.

Haedar Nashir mengatakan bahwa kaum muda Indonesia saat ini makin potensial dan luas spektrum pergerakannya. Jika di masa lalu para pemuda-pemudi Indonesia mampu berjuang untuk Indonesia merdeka dalam segala keterbatasan.

Kini, seluruh kaum muda Indonesia semestinya makin luas peranannya dalam membangun bangsa dan negara menuju terwujudnya cita-cita Indonesia merdeka.

"Agendanya adalah bagaimana mengaktualisasikan diri secara cerdas dan bijaksana dalam dinamika kehidupan bersama di Bumi Indonesia," kata Haedar, Selasa (28/10/2025)

Haedar mengatakan bahwa kaum muda berilmu jadilah suluh dan pencerah Indonesia dengan sikap cendekia (ulul albab) untuk membangun peradaban Indonesia.

Pada saat yang sama tetap konsisten merawat jiwa kritis nan bijaksana sebagaimana karakter luhur kebudayaan bangsa. Ilmu, kecerdasan, penguasaan teknologi, dan segala kemampuan diri niscaya dijadikan sebagai modal strategis bagi kemajuan Indonesia.

Dia mengatakan, kecendekiawanan yang mumpuni tidak meniscayakan hidup di atas menara gading yang tinggi, sementara kaki tak berpijak di bumi sendiri. Jadilah para akademisi, ilmuwan, dan kaum muda berilmu sebagai aktor perubahan menuju Indonesia berkemajuan.

“Jauhi sikap takabur seolah diri serbabisa dan merasa paling benar sendirian. Jadilah para pemilik ilmu yang bermahligaikan hikmah untuk membawa maslahat bagi kehidupan semesta,” tutur dia.

"Para pemuda aktivis perubahan jadilah pejuang-pejuang civil-society yang ikut serta membangun Indonesia secara demokratis dan menjunjung tinggi hak asasi manusia sebagaimana perintah konstitusi," ujarnya.

Haedar mengatakan, jadikan demokrasi sebagai instrumen mewujudkan tujuan negara Indonesia dengan tetap bertumpu pada sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau perwakilan.

Bukan demokrasi dan paham hak asasi manusia yang sebebas-bebasnya, yang tidak berpijak di bumi Indonesia.

Kembangkan sikap moderat, toleran, dan menjunjung tinggi kebersamaan karena Indonesia itu milik bersama. Paham hak asasi manusia mesti terkoneksi dan bertumpu pada nilai-nilai agama yang hidup di Indonesia, Pancasila sebagai dasar negara, dan kebudayaan luhur bangsa.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |