Densus 88 Edukasi 600 Pelajar di Ambon tentang Bahaya Radikalisme

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON, – Densus 88 Antiteror Polri melalui Tim Cegah Satgaswil Maluku mengadakan edukasi dan sosialisasi mengenai pencegahan paham intoleransi, radikalisme, ekstremisme, dan terorisme (IRET) kepada 600 pelajar dan tenaga pendidik di MTs Negeri Ambon pada Senin (20/10). Kegiatan ini menekankan bahaya pengaruh media sosial dan pentingnya ketahanan ideologi sejak dini.

Edukasi ini merupakan bagian dari program “Sekolah Tangguh Ideologi” dan “Cegah Radikalisme Sejak Dini” yang rutin dilakukan Densus 88 di sekolah dan kampus di seluruh Maluku. Iptu Irawan Rumasoreng, Ketua Tim Cegah Satgaswil Maluku, menekankan pentingnya berpikir kritis dan mengedepankan nilai kemanusiaan serta cinta tanah air.

Dalam sosialisasi tersebut, Irawan menjelaskan bahwa pelajar tingkat SMP dan MTs kini menjadi target utama penyebaran ideologi radikal, terutama melalui media sosial dan game online. Ia juga menerangkan strategi pencegahan IRET, modus perekrutan remaja oleh kelompok ekstremis, serta peran penting guru dalam deteksi dini terhadap perubahan perilaku siswa.

Kegiatan yang berlangsung di halaman MTs Negeri Ambon ini mendapat sambutan hangat dari pihak sekolah. Kepala MTs Negeri Ambon Riyadi Kamis menyatakan apresiasinya terhadap kehadiran langsung tim Densus 88 yang memberikan pembinaan ideologi kepada para siswa. Riyadi berkomitmen untuk memperkuat pendidikan karakter di lingkungan sekolah dan mendorong guru untuk mengulang materi sosialisasi di kelas.

“Kami siap menjadi mitra strategis Densus 88 dalam mencegah berkembangnya paham radikal di kalangan pelajar. Dunia pendidikan memegang peran penting dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan,” ujar Riyadi.

Di akhir kegiatan, diharapkan kolaborasi ini dapat menciptakan lingkungan sekolah yang aman, toleran, dan mampu mencetak generasi muda yang nasionalis, berkarakter, dan cinta damai.

Konten ini diolah dengan bantuan AI.

sumber : antara