REPUBLIKA.CO.ID, PALU, – Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) menyoroti sejumlah tantangan penting dalam memperkuat pertumbuhan ekonomi daerah. Deputi Kepala Kantor Perwakilan BI Sulteng, Miftachul Chairi, menyampaikan hal tersebut pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Provinsi Sulteng 2025 di Palu, Jumat.
Di tengah kinerja ekonomi Sulawesi Tengah yang tetap kuat, inflasi yang masih sedikit di atas target menjadi risiko yang dapat menahan daya beli masyarakat serta mempengaruhi keberlanjutan pertumbuhan ekonomi ke depan. Chairi menekankan pentingnya pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif agar manfaatnya dapat dirasakan secara merata oleh seluruh lapisan masyarakat.
Selain itu, penurunan angka kemiskinan dan ketimpangan harus diperkuat bersama dengan peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan yang menjadi komponen kunci pembangunan manusia. Chairi juga menekankan pentingnya percepatan digitalisasi agar Sulawesi Tengah tetap relevan dan kompetitif di tingkat nasional maupun global.
Elektronifikasi transaksi pemerintah dan peningkatan adopsi layanan keuangan digital perlu terus didorong guna memperkuat daya saing ekonomi daerah. Sinergi antara pemerintah daerah di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota serta instansi terkait perlu terus ditingkatkan melalui berbagai program strategis untuk mewujudkan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah yang berkelanjutan.
Sinergi dalam Pengendalian Inflasi
Sinergi pengendalian inflasi daerah dijalankan melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dengan strategi 4K: ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif.
Pada triwulan III 2025, perekonomian Sulawesi Tengah tumbuh 7,79 persen secara year on year (yoy), jauh lebih tinggi dibanding rata-rata nasional 5,04 persen. Capaian ini menempatkan Sulteng sebagai provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi kedua setelah Maluku Utara, mencerminkan ketahanan ekonomi daerah yang kuat, didorong oleh aktivitas industri pengolahan logam dasar yang tetap ekspansif dan kinerja ekspor yang solid.
Kuatnya perekonomian Sulawesi Tengah pada 2025 didukung oleh akselerasi investasi dan kinerja sektor eksternal. Pembentukan modal tetap bruto (PMTB) tumbuh solid sejalan dengan ekspansi industri pengolahan berbasis hilirisasi nikel yang meningkatkan kapasitas produksi dan memperluas rantai nilai di kawasan industri. Ekspor komunitas nikel tetap menjadi penopang utama berkat permintaan global yang tinggi.
Diharapkan sinergi antara pemerintah daerah, instansi terkait, dan seluruh pemangku kepentingan dapat terus diperkuat untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah yang lebih tinggi, inklusif, dan berdaya tahan.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.
sumber : antara
.png)
2 hours ago
1















































