Jakarta -
Wakil Menteri Pertanian Indonesia Sudaryono melakukan pertemuan dengan Wakil Menteri Pertanian, Perikanan, Pangan Kualitas dan Alam Belanda, Guido Landheer. Pertemuan itu merupakan tindaklanjut dari penandatanganan nota kesepahaman yang telah dilakukan antara Indonesia dan Belanda.
Sudaryono mengatakan pertemuan itu membahas bagaimana upaya Belanda dapat membantu dari sisi teknologi dan ilmu pengetahuan untuk meningkatkan produksi hortikultura.
"Setelah kami mencapai target swasembada untuk beras dan jagung yang mana produktivitasnya meningkat 54% untuk beras dan 39% untuk jagung di awal tahun ini, kami berharap tak perlu lagi mengimpor beras dan jagung. Maka, fokus kami berikutnya adalah pengembangan hortikultura. Dalam hal ini, Belanda adalah negara yang memiliki teknologi dan pengetahuan terbaik," kata dia usai pertemuan di Kementerian Pertanian, Selasa (17/6/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sudaryono mengatakan dibandingkan dengan Indonesia yang memiliki wilayah sangat luas, Belanda merupakan negara pengekspor produk pertanian terbesar kedua di dunia, meskipun hanya memiliki empat juta hektar lahan. Prestasi itu didapat Belanda karena memiliki teknologi yang canggih, salah satunya dengan rumah kaca.
"Kami harus banyak belajar dari pengalaman Belanda yang ratusan tahun di bidang pertanian, khususnya hortikultura, rumah kaca (greenhouse), benih, irigasi, dan lain sebagainya. Jadi, pertemuan ini sangatlah bermanfaat. Kami banyak belajar dan berkomitmen untuk mengeksekusi kerja sama yang sudah ditandatangani dan terus melangkah maju," terangnya.
Sudaryono menargetkan rencana kerja sama ini dapat berlanjut untuk meningkatkan produksi komoditas hortikultura Indonesia. Selain itu, juga dapat memberikan hasil timbal balik yang baik bagi Belanda.
"Kita perlu terus bergerak maju, berdiskusi lebih lanjut, dan menjalankan lebih banyak aksi nyata. Harapannya, dalam waktu dekat kita bisa mendapatkan hasil yang bermanfaat bagi Indonesia dan juga memberi hasil terbaik bagi Belanda sebagai mitra kerja," terangnya.
Dalam pertemuan itu, pemerintah Belanda juga memboyong pengusaha negara tersebut di bidang pertanian. Guido Landheer mengatakan langkah ini sebagai bentuk menindaklanjuti rencana kerja sama dalam rangka membantu Indonesia mencapai swasembada pangan.
"Jadi, kami membawa perusahaan penyemai benih, juga pemasok teknis, dan juga perusahaan keuangan. Mereka semua hadir di sini tidak hanya untuk berbagi pengetahuan, tetapi juga untuk bersama-sama dengan petani dan pemerintah Indonesia melangkah ke tahap berikutnya dalam mencapai ambisi pemerintah Indonesia untuk meningkatkan ketahanan pangan, yang sangat penting secara global," ucapnya.
Dia meyakini, kerja sama antara Indonesia dengan Belanda bukan hanya sekedar mau ekspor, tetapi membuka jalan kepada Indonesia untuk mendapatkan teknologi dan pengetahuan meningkatkan produksi komoditas hortikultura.
"Dari pihak Belanda, dengan pengetahuan dan pengalaman kami sebagai negara eksportir besar di bidang hortikultura dan pertanian, kami senang bisa bekerja sama di sini. Bukan untuk meningkatkan ekspor produk Belanda seperti tomat atau lainnya ke Indonesia, tapi untuk berbagi pengetahuan agar petani dan pelaku usaha di Indonesia bisa memproduksi sendiri," pungkasnya.
Simak juga Video: RI Tiru Kebijakan Singapura: Bangun Rumah Murah-Bikin Danantara
(acd/acd)