Pimpinan Masyumi Ditahan di Ambon, Ini Respons Latuharhary

8 hours ago 2
Gubernur Maluku J Latuharhary memberi respons ketika pimpinan Masyumi ditahan aparat di Ambon pada 1954. Apa yang membuat pimpinan Masyumi itu ditahan? Sumber: buku mr. johanes latuharhary, hasil karya dan pengabdiannya

Selebaran provokasi muncul di berbagai tempat termasuk di gereja di Ambon. Pimpinan Masyumi Kasman Singodimedjo pun ditangkap di bandara saat hendak pulang ke Jakarta lalu ditahan di Ambon.

Kasman, yang merupakan wakil ketua Masyumi, ada di Ambon untuk menghadiri acara peringatan Nuzulul Quran dan mengunjungi Tual, Elat, Benda, Tulehu, Luhu, dan Hitu. Setelah Kasman menyampaikan sambutan Nuzulul Quran pada 20 Mei 1954, muncul selebaran provokasi yang membuat aparat mengerahkan pasukan keamanan.

Apa yang telah dikatakan Kasman? Apa isi selebaran provokasi itu dan apa respons Gubernur Maluku J Latuharhary?

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

"Sebagai seorang Muslim yang sangat menjunjung tinggi perdamaian antaragama, saya menekankan ajaran Islam tentang kebebasan beragama dan koeksistensi antaragama yang didasarkan pada rasa saling menghargai,’ ujar Kasman saat diperiksa aparat, seperti dikutip Het Nieuwsblad voor Sumatra pada 31 Mei 1954.

Kasman memberikan kata sambutan pada peringatan Nuzul Quran selama 90 menit. Ia menyayangkan laporan mengenai pidatonya itu hanya disampaikan lewat 15 baris.

Apalagi isi selebaran yang diduga memang dibuat untuk memprovokasi umat Kristen di Maluku. “Pamflet tersebut menyatakan bahwa bendera Merah Putih harus diganti dengan bendera Muslim dan bahwa umat Kristen harus dipaksa masuk Islam,” tulis Het Nieuwsblad voor Sumatra.

“Bagian-bagian pidato saya ini sama sekali tidak disebutkan dalam laporan yang disiarkan. Laporan 15 baris dari pidato berdurasi 90 menit tersebut memberikan kesan yang bias," kata Kasman.

Karena itu, untuk menjernihkan kesalahpahaman itu, Kasman meminta izin untuk membacakan ulang kata sambutannya itu di depan para pemuka agama Kristen di Ambon. Permintaan Kasman ini ditolak oleh aparat.

Pada saat memperingati Nuzulul Quran itu, Kasman menyebut banyaknya ideologi yang hidup di Indonesia tapi buatan manusia. Termasuk ideologi Kristen.

“Kasman berpendapat bahwa Islam diwahyukan oleh Tuhan. Sedangkan ideologi-ideologi PNI, PKI, Kristen, ideologi Republik Rakyat Cina adalah buatan manusia,” tulis Het Nieuwsblad voor Sumatra.

Bagian inilah yang menurut Kasman disalahpahami. Ia tidak menyebut keimanan Kristen buatan manusia, melainkan ideologi Kristen yang buatan manusia.

“Terlepas dari pertanyaan apakah ada alasan bagi umat Kristen untuk merasa tersinggung dengan kata-kata saya, koeksistensi komunitas Muslim dan Kristen di negara kita merupakan isu yang sangat penting bagi saya,” kata Kasman kepada aparat.

Setelah memberikan penjelasan kepada aparat, Kasman dilepas dan diperbolehan pulang ke Jakarta. Kasman diperiksa pada Selasa, 25 Mei 1954 dan pada Rabu pagi, 26 Mei 1954, sudah bisa terbang ke Makassar.

Di Makassar, ia memberikan keterangan pers. Pernyataannya seperti yang telah ia jelaskan kepada aparat di Ambon ketika masih ditahan oleh aparat di Ambon.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |