Warga berolahraga angkat beban (ilustrasi). Riset terbaru menemukan, wanita hanya perlu berolahraga setengah waktu dari pria untuk mendapatkan perlindungan jantung yang sama.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah penelitian terbaru membawa angin segar, sekaligus pertanyaan besar, dalam dunia kesehatan jantung. Riset terbaru menemukan, wanita hanya perlu berolahraga setengah waktu dari pria untuk mendapatkan perlindungan jantung yang sama.
Hasil studi yang diterbitkan dalam Nature Cardiovascular Research ini menantang pedoman olahraga global yang selama ini menyamaratakan target aktivitas fisik untuk semua jenis kelamin. Penelitian ekstensif yang menganalisis data hampir 85 ribu peserta UK Biobank ini menggunakan alat pelacak pergelangan tangan untuk mengukur aktivitas fisik sedang hingga berat secara objektif selama hampir delapan tahun, menghindari bias yang biasa terjadi dari ingatan partisipan. Hasilnya sungguh mengejutkan.
Data menunjukkan wanita mencapai penurunan risiko penyakit jantung koroner sekitar 30 persen dengan waktu olahraga mingguan sekitar 250 menit, sementara pria membutuhkan waktu sekitar 530 menit, hampir dua kali lipat, untuk mendapatkan perlindungan yang sebanding. Kesenjangan ini bahkan semakin melebar pada kelompok yang sudah menderita penyakit jantung yaitu berolahraga sesuai pedoman dikaitkan dengan penurunan risiko kematian keseluruhan sebesar 70 persen untuk wanita, berbanding hanya 19 persen untuk pria.
Fakta ini sangat penting, mengingat badan kesehatan utama saat ini menyarankan target yang sama untuk kedua jenis kelamin yaitu minimal 150 menit aktivitas sedang hingga berat per pekan. Para peneliti menemukan wanita yang berhasil mencapai target 150 menit mingguan menunjukkan risiko 22 persen lebih rendah untuk mengembangkan masalah jantung selama masa tindak lanjut, sedangkan pria dengan target yang sama hanya menunjukkan penurunan risiko sebesar 17 persen.
"Meski melakukan lebih sedikit, menit-menit itu terkait dengan manfaat kardiovaskular yang lebih besar pada wanita daripada pria," ujar para peneliti dari Xiamen University dikutip dari laman Study Finds pada Kamis (6/11/2025).
.png)
2 hours ago
1











































