Medali Emas, Pasukan Bantuan Penangkap Diponegoro, dan Pejabat Negara

2 hours ago 1
Kondisi Taman Makam Pahlawan Tondano Kabupaten Minahasa pada 2013, sebelum dibersihkan oleh peserta Ekspedisi NKRI. Salah satu pemimpin pasukan bantuan penangkap Diponegoro yang makamnya di Langowan, Minahasa, kini diziarahi pejabat negara. Sumber: priyantono oemar

Tercatat ada 18 distrik di Minahasa. Manado, Bantik, Tomohon Sarongsong, Tonsea, Maoembie, Toulimambot, Touliang, Kakas Rembokken, Langowan, Kawangkoan, Sonder, Tombasian, Romoon, Ratahan, Tonsawang, Tompasso, Kakaskassen, dan Tombariri.

Toluliu Hermanus Willem Dotulong bersama Benjamin Thomas Sigar kemudian memimpin pasukan bantuan penangkap Diponegoro. Dotulong tercatat sebagai hukum besar di Sonder sedangkan Benjamin Thomas Sigar berasal dari Langowan, yang di kemudian hari menjadi hukum besar Langowan.

Di Manado ada Residen Daniel Francois Willem Pietermaat, yang bertugas pada 1826-1827, lalu dilanjut lagi hingga 1832 setelah sempat diseling oleh Residen HC de Groot yang menjabat beberapa bulan pada 1827. Pietermaat sering membahas banyak hal dengan Dotulong, lalu mengapa usai Perang Jawa, pemerintah kolonial beri medali emas dan makamnya diziarahi pejabat negara?

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Makam masing-masing pahlawan mulai terlihat setelah Taman Makam Pahlawan Tondano Kabupaten Minahasa dibersihkan oleh peserta Ekspedisi NKRI pada 2013. Foto: priyantono oemar

Menanggapi kesulitan Belanda dalam Perang Jawa yang disampaikan oleh Residen Manado, Dotlong menawarkan diri memimpin pasukan bantuan untuk dikirim ke Jawa. Dotulong lalu mengumpulkan anggota pasukannya, hingga berjumlah 1.600 orang.

Pendeta Gereja Masehi Injili Minahasa (GMIM) EAA de Vreede pada 1935 menulis, ada dua surat permintaan dari Minahasa pada 1828-1829. Surat pertama dari Batavia lewat Residen Manado, meminta pasukan bantuan yang akan dikirim ke Perang Jawa yang terdiri dari orang-orang kuat pilihan.

Surat kedua meminta bantuan pewartaan Injil di Minahasa dari Pendeta Manado GJ Hellendoorn kepada Nederlandsch Zendeling Genootschap. “Kedua permohonan tersebut dikabulkan,” tulis Vreede di “De Uitgoei van het Zendingswerk in de Minahassa tot de Huidige Kerk”.

Dalam pasukan itu, Dotulong sebagai mayor, Thomas Sigar sebagai kapten. Ada kapten-kapten lain dan ada pula letnan dan ajudan.

Di Jawa, pasukan bantuan ini memburu Diponegoro, hingga akhirnya Diponegoro bersedia diajak ke Magelang. Dengan tipu muslihat, setibanya di Magelang Diponegoro tidak boleh pulang ke Selangor.

Selama Perang Jawa berlangsung, Diponegoro biasa menghabiskan waktu di Selangor selama bulan Ramadhan. Namun, kali ini, ia harus menjalani ibadah puasa di Magelang, hingga akhirnya ia ditangkap pada hari Lebaran.

“Setelah penangkapannya, Diponegoro berulang kali mengungkapkan kekagumannya atas keberanian Mayor van Sonder,” tulis Het Nieuws van den Dag voor Nederlandsch-Indie pada 6 September 1939.

Yang dimaksud Mayor van Sonder adalah Dotulong. Dotulong diangkat menjadi hukum besar Sonder pada 1823.

Dotulong lalu diberi pangkat mayor setelah menyelesaikan konflik orang-orang Minahasa di Ternate. Setelah sukses memimpin memimpin pasukan bantuan di Perang Jawa, ia diberi pangkat mayor besar.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |