Jakarta -
Anggota holding pertambangan MIND ID, PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) membukukan laba bersih sebesar US$ 123,7 juta atau sekitar Rp 2,01 triliun (asumsi kurs Rp 16.301) sepanjang tahun 2024. Perseroan juga mencatatkan pendapatan sebesar US$ 716,9 juta atau sekitar Rp 11,68 triliun.
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini juga mencatat EBITDA mencapai US$ 179,2 juta. Sementara total aset perseroan tercatat sebesar US$ 2,47 miliar.
Untuk kinerja operasional, Inalum mencatat peningkatan produksi aluminium sebesar 27,61%, menjadi 274.230 ton. Volume penjualan juga tercatat tumbuh 25,55%, menjadi 276.381 ton.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Utama Inalum Melati Sarnita mengatakan, capaian ini mencerminkan kinerja yang efisien dan daya saing yang meningkat di tengah fluktuasi harga komoditas global. Capaian ini menjadi pijakan penting untuk memperkuat posisi Inalum di ekosistem hilirisasi aluminium.
"Kinerja ini menjadi pijakan penting dalam memperkuat posisi INALUM sebagai pemain utama hilirisasi aluminium nasional. Kami terus fokus menjaga produktivitas sekaligus membangun fondasi bisnis yang berkelanjutan," ujar Melati dalam keterangan tertulisnya, Selasa (17/6/2025).
Sepanjang 2024, Inalum juga telah menyetor pajak dan kewajiban non-pajak sebesar US$ 70,9 juta, serta merealisasikan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) senilai Rp 28,09 miliar.
Sementara untuk Nilai Social Return on Investment (SROI) dari program TJSL yang dijalankan Inalum, mencapai 1:8 mencakup bidang sosial, ekonomi, dan lingkungan. Perseroan juga berhasil menurunkan emisi karbon hingga 73.364 ton CO2 ekuivalen dan menanam 200.000 pohon di sekitar wilayah operasional.
Melati menambahkan, saat ini Inalum fokus mempercepat hilirisasi melalui proyek strategis Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat. Proyek ini diharapkan memperkuat rantai pasok aluminium nasional dan mengurangi ketergantungan impor bahan baku.
"Dengan dukungan pemegang saham dan seluruh pemangku kepentingan, Inalum optimistis menjadi penggerak utama industri aluminium nasional yang tangguh, berkelanjutan, dan berdaya saing global," pungkasnya.
(acd/acd)