Film Pangku Jujur Ceritakan Realitas Hidup Perjuangan Ibu tanpa Berlebihan

6 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film debut penyutradaraan Reza Rahadian, Pangku, berusaha hadir dengan membawa narasi jujur dan menyentuh tentang perjuangan hidup di tengah keterbatasan. Khususnya, menyoroti dinamika hubungan ibu dan anak yang terinspirasi dari kisah hidup sutradaranya sendiri, Reza Rahadian.

Dua aktor muda, Devano Danendra dan Shakeel Fauzi, membagikan pengalaman mendalam mereka selama proses produksi yang menantang namun penuh pembelajaran. Devano, yang memerankan karakter Gilang, dan Shakeel yang memerankan Bayu, mengakui bahwa film ini menyajikan realitas hidup yang pedih tanpa perlu dilebih-lebihkan secara emosional dengan latar belakang kehidupan di Indramayu, Jawa Barat.

Devano dan Shakeel diharuskan membangun chemistry yang kuat sebagai dua anak yang saling dekat dan memiliki pengalaman hidup yang berat karena ketiadaan sosok ayah. Untuk menunjang pendalaman karakter, proses reading dilakukan selama satu bulan, yang dimanfaatkan sebagai momen bonding. "Reading itu proses bonding, itu proses kami deket sama pemain lain, main tebak-tebakan atau kayak deep talk," kata Devano.

Pengalaman syuting yang paling berkesan bagi Devano adalah saat berinteraksi langsung dengan lingkungan Indramayu yang autentik, termasuk saat beradegan dengan Fedi Nuril dan bekerja di pabrik ikan. Pengalaman ini membuka mata Devano terhadap realitas di luar Jakarta, yang membuatnya semakin menghargai perjuangan.

"Di situ jadi belajar lagi, oh ternyata di selain Jakarta ada kehidupan lain di sana, jadi lebih belajar lagi," ujarnya.

Namun, proses pendalaman karakter tidak mudah, terutama bagi Shakeel. Ia mengungkapkan adanya satu adegan yang begitu emosional, di mana perasaannya campur aduk. "Ada bingung, sedih, bahagia juga, campur aduk," kata dia.

Kekuatan emosional film ini terletak pada isu yang diangkat secara realistis. "Banyak banget ibu yang di Indramayu atau kota lain yang enggak punya pilihan hidup yang mereka pikirin gimana caranya mereka punya uang untuk sekolahkan anak atau menafkahkan anak yang jadi ‘deep’ di film ini," ujarnya.

Film Pangku dinilai berbeda karena mengedepankan keaslian emosi. Devano sendiri belajar banyak dari karakternya, Gilang, bahwa hidup akan terus berjalan, sekeras apapun itu. "Sesusah apapun hidup enggak bisa melangkah untuk mundur. Tetep bisa harus bersyukur untuk hal sekecil, sesusah apapun hidup punya makna positif di balik kesengsaraannya," ujarnya.

Tantangan di lokasi syuting juga menjadi bagian tak terpisahkan, termasuk syuting di lokasi riil yang kental dengan aroma ikan dan rawan banjir rob. Namun, justru di tengah ketidaknyamanan tersebut, mereka belajar tentang perjuangan. Shakeel, yang harus memerankan anak yang lahir di era 90-an dan mengalami krisis moneter, memiliki ritual harian. "Tiap hari dari hotel ke set, bilang ke diri aku, 'Aku bukan Shakeel sekarang aku adalah Bayu'. Kalau sudah selesai syuting bilang, 'Aku bukan Bayu, aku adalah Shakeel'," kata dia.

Bekerja di bawah arahan Reza Rahadian sebagai sutradara, meskipun baru debut, memberikan kesan mendalam. Shakeel mengakui Reza adalah sutradara yang sangat detail. "Ada satu scene yang aku lagi buru-buru, aku jalan dari sini ke sini aku pelan langsung 'dimarahin'. No no harus cepet. Itu berarti kan detail," kata Shakeel.

Devano, yang mengidolakan Reza Rahadian, merasa bangga. "Aku yakin Reza bisa gantikan sutradara yang hebat sebelumnya-sebelumnya," ujarnya.

Devano bahkan menyebutnya mirip seperti Hanung Bramantyo karena "galaknya" dan sangat detail. "Enggak ekspek dia sedetail itu, memang dia sangat perfeksionis dan tahu persis apa yang dia mau di filmnya," ujar Devano.

Setelah memenangkan empat penghargaan di Busan International Film Festival (BIFF) yakni KB Vision Audience Award, FIPRESCI Award, Bishkek International Film Festival-Central Asia Cinema Award, dan Face of the Future Award, tim Pangku tetap rendah hati. 

"Suka masih deg-degan, apa yang diapresiasi di luar belum tentu di dalam negeri juga begitu. Kami serahin ke Tuhan," ujarnya.

Harapan utamanya adalah agar publik Indonesia menyambut baik film ini. Shakeel menutup dengan ajakan, "Ini cerita tentang perjuangan anak dan ibu, sebuah pengorbanan ibu juga, makanya harus nonton film Pangku".

"Ini film tentang ibu terbaik yang Indonesia punya," kata Devano menambahkan.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |