Jakarta -
China diam-diam menyiapkan 'hadiah spesial' untuk Afrika. Bukan bantuan biasa, tapi kebijakan besar penghapusan tarif impor untuk 53 negara di benua itu. Hal ini menyusul rencana pelaksanaan perundingan dan penandatanganan pakta ekonomi baru dengan Afrika.
Melansir Reuters, Jumat (13/6/2025), raksasa ekonomi Asia tersebut menawarkan akses pasar bebas bea dan kuota ke negara-negara kurang berkembang (LDC), termasuk banyak negara di Afrika. Inisiatif baru tersebut akan menyeimbangkan persaingan dan membuka akses pasar yang sama kepada negara-negara berpenghasilan menengah.
"China siap untuk menyambut produk-produk berkualitas dari Afrika ke pasar China," kata kementerian luar negeri China, setelah pertemuan pejabat senior China dengan Menteri Luar Negeri Afrika di Changsha.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
China juga menjanjikan langkah-langkah tambahan untuk mendukung LDC, termasuk pelatihan dan promosi pemasaran. Hal ini dilakukan dengan berkaca pada potensi kerugian signifikan pada bisnis negara kurang berkembang, seperti Tanzania atau Mali, dibandingkan yang lebih maju, seperti Afrika Selatan, setelah pasar dibuka sepenuhnya.
Para analis menilai, langkah Beijing dapat membantu negara-negara yang relatif maju, dengan basis manufaktur yang signifikan untuk produk bernilai tambah. Hal ini juga dalam rangka memanfaatkan pasar China yang luas.
"Ini memungkinkan negara-negara berpenghasilan menengah seperti Kenya, Afrika Selatan, Nigeria, Mesir, dan Maroko untuk sekarang dapat memasuki pasar China tanpa bea," kata Hannah Ryder, pendiri Development Reimagined, sebuah konsultan yang berfokus pada Afrika.
Perdagangan antara China dan Afrika telah tumbuh dalam beberapa tahun terakhir. Namun memang pertumbuhan lebih condong ke China, yang memiliki surplus sebesar US$ 62 miliar tahun lalu. Menurutnya, inisiatif yang diumumkan oleh Beijing dapat membantu menyeimbangkan perdagangan.
Selama pertemuan puncak tahun lalu di Beijing, China menjanjikan 360 miliar yuan (US$ 50 miliar) kepada ekonomi Afrika selama tiga tahun dalam bentuk jalur kredit dan investasi. Hal ini menandai kembalinya ke kesepakatan pendanaan besar untuk benua itu setelah jeda Pandemi COVID-19.
(fdl/fdl)