Jakarta -
Investor Amerika Serikat (AS) makin waspada menjelang pembukaan kembali pasar investasi pada Minggu malam. Meningkatnya ketegangan di Timur Tengah dan kondisi protes berantai di Amerika telah menimbulkan ketidakpastian yang tinggi.
Melansir Reuters, Minggu (15/6/2025), kontrak berjangka saham AS digadang-gadang bakal jadi pilihan para investor. Pasar perdagangan berjangka sendiri akan dibuka per pukul 6 sore waktu setempat. Ekspektasi investor terhadap gejolak pasar saham jangka pendek melonjak.
Indeks Volatilitas Cboe tercatat naik 2,8 poin hingga ditutup pada 20,82 pada hari Jumat, penutupan tertinggi dalam tiga minggu ini. Kenaikan ini dijuluki sebagai pengukur rasa takut bagi investor Wall Street.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Michael Thompson, salah satu manajer portofolio di firma investasi Little Harbor Advisors mengatakan peningkatan volatilitas saham berjangka merupakan tanda-tanda pelaku pasar modal tak mau mengambil risiko besar.
"Kondisi ini akan menunjukkan kepada kita bahwa lindung nilai jangka pendek diperlukan," kata Thompson.
Sejauh ini di pasar modal, tiga indeks saham utama AS berakhir di zona merah pada hari Jumat, dengan S&P 500 turun terdalam hingga 1,14%.
Harga minyak melonjak karena kekhawatiran pasokan. Sementara itu emas dan indeks Dolar AS juga meningkat, menunjukkan kedua instrumen ini tetap menjadi daya lindung paling optimal atau safe haven.
Dua Masalah Bagi Investor
Ada dua hal yang jadi kekhawatiran investor. Pertama, panasnya konflik Israel dan Iran. Kedua, kondisi dalam negeri AS yang sedang diliputi unjuk rasa menolak kebijakan Presiden Donald Trump.
Israel melancarkan serangkaian serangan di Iran pada Jumat dan Sabtu, dengan mengatakan telah menyerang fasilitas nuklir dan pabrik rudal serta menewaskan sejumlah komandan militer. Mereka bilang ini menjadi operasi yang berkepanjangan untuk mencegah Teheran membangun senjata atom.
Iran pun melancarkan serangan udara balasan ke Israel pada Jumat malam, dengan ledakan terdengar di Yerusalem dan Tel Aviv, dua kota terbesar di negara itu.
Pada Sabtu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan serangan pihaknya akan meningkat, sementara Iran baru saja membatalkan perundingan nuklir yang telah diupayakan dengan Amerika Serikat.
Israel pada Sabtu juga tampaknya telah menyerang industri minyak dan gas Iran untuk pertama kalinya, dengan media pemerintah Iran melaporkan kebakaran di ladang gas.
Sementara itu, kondisi dalam negeri AS juga kacau usai protes yang diselenggarakan oleh koalisi "No Kings" untuk menentang kebijakan Trump.
Beberapa jam sebelum protes tersebut dimulai pada hari Sabtu, seorang pria bersenjata yang menyamar sebagai polisi menembaki dua politisi Minnesota dan pasangan mereka, menewaskan anggota dewan negara bagian Demokrat Melissa Hortman dan suaminya.
(hal/kil)