REPUBLIKA.CO.ID, KINGSTON — Badai Melissa, salah satu badai terkuat yang pernah melanda Karibia, mulai melemah setelah menimbulkan kehancuran besar di Jamaika, memutus akses di Kuba, mengguyur Haiti dengan hujan lebat, dan menewaskan sedikitnya 50 orang. Melissa menjadi badai paling kuat yang pernah langsung menghantam Jamaika, serta badai besar pertama yang melanda pulau itu sejak 1988.
Lembaga prakiraan cuaca Amerika Serikat, AccuWeather, memperkirakan kerugian ekonomi akibat badai tersebut mencapai 48 hingga 52 miliar dolar AS di wilayah Karibia barat. Badai itu menerjang barat daya Jamaika pada Selasa (28/10/2025) sebagai badai kategori 5 (tingkat tertinggi dalam klasifikasi badai tropis) dengan angin yang jauh melampaui ambang minimum untuk kategori terkuat.
Tidak ada kode iklan yang tersedia.Banyak wilayah yang sebelumnya rusak akibat Badai Beryl tahun lalu kini hancur total. Menteri Informasi Jamaika mengonfirmasi sedikitnya 19 korban tewas dan memperingatkan jumlah korban bisa bertambah seiring proses pencarian. Sekitar 462.000 penduduk masih tanpa aliran listrik, dan pemerintah mulai menyalurkan bantuan pangan darurat.
Di Haiti, meski tidak terkena hantaman langsung, hujan deras berhari-hari akibat badai lamban ini menewaskan sedikitnya 31 orang dan membuat 20 lainnya hilang. Di kota pesisir Petit-Goave, 23 orang termasuk 10 anak-anak meninggal ketika sungai meluap dan menghancurkan rumah serta lahan pertanian.
“Ini masa duka bagi negara kami, selain korban jiwa dan hilang, banyak kerusakan material: rumah hancur, ladang terendam, ternak mati, dan jalan-jalan terputus," kata ketua dewan presiden transisi Haiti, Jumat (31/10/2025).
Otoritas Haiti juga memperingatkan risiko wabah kolera, yang kembali muncul pada 2022 dan menyebar lewat air terkontaminasi.
Di Kuba, Melissa sempat menghantam sebagai badai kategori 3, menyebabkan kerusakan parah pada rumah, jalan, dan tanaman, meski belum ada laporan korban jiwa. Ratusan ribu warga dievakuasi dari Kuba timur dan sekitar Santiago de Cuba, kota terbesar kedua di negara itu.
Menteri Pemerintahan Daerah Jamaika, Desmond McKenzie, mengatakan komunikasi lumpuh di lima dari 14 paroki di Jamaika. “Laporan awal tidak menggembirakan, bangunan balai kota di Falmouth hancur, begitu juga rumah sakit lansia, kantor pekerjaan umum, dan pengadilan," katanya.
Pesawat pembawa bantuan kemanusiaan mulai tiba di Jamaika pada Kamis (30/10/2025), sementara militer memanggil pasukan cadangan untuk membantu operasi penyelamatan.
“Situasi di lapangan benar-benar seperti kiamat, seolah-olah sebuah bom meledak di sana, dan warga masih dalam keadaan terpukul," kata Direktur Program Pangan Dunia (WFP) untuk Karibia, Brian Bogart, setelah meninjau kawasan Black River, dekat lokasi badai mendarat.
.png)
5 hours ago
1















































