Usai Dipecat, Pastoor Beberkan Tiga Target Proyek Jangka Panjang Pengembangan Sepak Bola Indonesia

4 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asisten pelatih timnas Indonesia Alex Pastoor menegaskan, proyek pengembangan sepak bola Indonesia yang digagas bersama PSSI dengan tim pelatih asal Belanda memiliki tiga target besar. Pernyataan itu ia sampaikan di hadapan legenda sepak bola Belanda seperti Marco van Basten, Wesley Sneijder, dan Rafael van der Vaart dalam sebuah talkshow.

“Sejak awal targetnya ada tiga. Pertama, tentu lolos ke Piala Dunia 2026. Itu akan menjadi pencapaian luar biasa, tapi dengan peringkat 119 dunia kami tahu hal itu tidak mudah,” ujar Pastoor, dikutip dari Voetbal International, Rabu (22/10/2025).

Ia menjelaskan, target kedua adalah mempercepat pemain lokal agar bisa menembus tim utama. Upaya ini dilakukan melalui program yang dipimpin oleh Gerald Vanenburg dan Tim Kampen, dua pelatih yang berfokus pada pembinaan pemain muda.

Selain itu, menurut Pastoor, proyek jangka panjang tengah disusun untuk membangun sistem pembinaan berkelanjutan agar Indonesia dapat secara konsisten melahirkan pemain kompetitif di level internasional.

“Kami ingin membangun sistem yang memungkinkan Indonesia terus menghasilkan pemain yang siap bersaing di level tinggi,” kata Pastoor.

Pastoor mengungkapkan, proyek tersebut juga melibatkan sejumlah figur penting seperti Jordi Cruyff dan Alex Zweinders, yang turut membantu dalam pengembangan metodologi pelatihan.

“Jordi Cruyff ditunjuk sebagai penasihat dan Alexander Zwiers sebagai direktur teknik. Sekarang semua orang telah pergi,” katanya.

Dari hasil observasi di berbagai daerah, tim pelatih Belanda menilai kemampuan teknis pemain Indonesia sangat menjanjikan.

Menurut Pastoor, laporan yang diterimanya dari Denny Landzaat memperlihatkan hal itu secara nyata. Landzaat, yang sempat memantau pemain di wilayah Maluku, menemukan talenta-talenta muda dengan kemampuan teknis mengesankan meski bermain di lapangan dengan kondisi yang jauh dari ideal.

Pastoor menyebut laporan tersebut menjadi bukti bahwa kualitas individual pemain Indonesia sudah baik. Namun, tantangan terbesar justru terletak pada ketiadaan kompetisi yang rapi dan berkelanjutan.

“Kami melihat banyak pemain dengan teknik bagus, tapi masalahnya belum ada kompetisi yang berjalan secara konsisten,” ujar Pastoor menegaskan.

Ia menyampaikan optimisme bahwa dengan sistem yang terbangun kuat, potensi besar itu bisa diubah menjadi prestasi nyata. “Bakat Indonesia ada, tinggal bagaimana kita menjaga kesinambungan agar mereka tumbuh menjadi pemain kompetitif di level dunia,” tutur Pastoor. 

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |