Shell Waswas Kirim Minyak, Selat Hormuz Tambah Rawan

8 hours ago 1

Jakarta -

Raksasa minyak dan gas (migas), Shell, mengumumkan rencananya untuk bersikap sangat hati-hati untuk setiap pengiriman minyak mentah mereka melalui Timur Tengah. Sikap ini dilakukan seiring terus meningkatnya konflik antara Israel dan Iran.

"Meningkatnya ketegangan selama beberapa hari terakhir, pada dasarnya, telah menambah ketidakpastian yang sudah signifikan di kawasan tersebut," kata CEO Shell, Wael Sawan, di acara konferensi industri di Tokyo, dikutip dari Reuters, Kamis (19/6/2025).

Ia mengatakan di tengah konflik ini Shell hanya akan melakukan pengiriman minyak mentah seperlunya hanya untuk memenuhi kebutuhan suplai mereka. Selebihnya raksasa migas ini memilih untuk tidak perlu mengambil risiko lebih jauh, meski dirinya juga tak merinci lebih jauh apakah mereka akan mengurangi frekuensi pengiriman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami bersikap sangat hati-hati dengan, misalnya, pengiriman kami di kawasan tersebut, hanya untuk memastikan bahwa kami tidak mengambil risiko yang tidak perlu," terangnya.

Sawan mengatakan tantangan terberat untuk setiap pengiriman melalui kawasan itu adalah adalah gangguan elektronik yang mengganggu sistem navigasi kapal komersial. Padahal sekitar 20% minyak dan bahan bakar dunia mengalir melalui Selat Hormuz, jalur pengiriman paling penting di Timur Tengah.

"Selat Hormuz, pada akhirnya, adalah jalur yang dilalui energi dunia, dan jika jalur itu tersumbat, apa pun alasannya, dampaknya akan sangat besar pada perdagangan global," katanya.

Di luar itu, Sawan mengatakan kenaikan harga minyak dan gas dunia dalam beberapa hari terakhir tampak masih cukup terkendali karena investor menunggu untuk melihat apakah infrastruktur fisik di sekitar jalur pengiriman energi global itu mungkin rusak akibat konflik.

Kemudian perusahaan hingga kini juga masih terus memantau apakah pasukan dari Amerika Serikat (AS) akan bergabung dalam pertempuran tersebut. Terlebih mengingat perang udara Israel-Iran sudah memasuki hari ketujuh pada Kamis ini.

"Shell memantau dengan cermat kemungkinan aksi militer AS dan telah menyiapkan rencana jika keadaan memburuk," tegasnya.

(igo/fdl)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |