Satu Tahun Pemerintahan Prabowo, Partai Ummat Ingatkan Kekuatan Asing Ancam Kuasai SDA

4 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pada masa satu tahun pemerintahannya, Presiden Prabowo Subianto dituntut untuk membenahi pengelolaan sumber daya alam (SDA) dan mewaspadai kekuatang asing yang hendak menguasai SDA kita yang totalnya senilai 115 miliar dolar AS atau setara Rp 1.800 triliun per tahun. Presiden Prabowo juga diharapkan melakukan pembenahan pada Polri supaya tak menjadi "partai coklat" dan memangkas kekuatan-kekuatan politik yang destruktif.

Harapan dan pengingat itu disampaikan Partai Ummat kepada Presiden Prabowo sebagai "kado" atas masa pemerintahannya yang telah berjalan selama satu tahun, sekaligus ucapan selamat kepada Presiden yang baru saja memperingati ulang tahun yang ke-74.

Secara khusus, Ketua Umum DPP Partai Ummat Ridho Rahmadi mengingatkan kepada Presiden Prabowo, bahwa mitos SDA Indonesia tidak akan habis tidak sepenuhnya benar. Faktanya, cadangan SDA kita sangat terbatas, seperti batu bara yang akan habis sekitar 39 tahun, minyak bumi yang akan habis dalam 11 tahun, bahkan gas alam yang hanya tinggal tersisa dalam delapan tahun.

"Terjadi kesalahkaprahan tata kelola sumber daya alam Indonesia. Indonesia kaya SDA, tetapi penerimaan negara masih rendah," ujar Ridho, dalam keterangannya di Yogyakarta, Selasa (21/10/2025).

Ia memaparkan nilai ekonomi bersih SDA Indonesia diperkirakan mencapai 115 miliar dolar AS atau setara Rp 1.800 triliun per tahun. Namun, realisasi penerimaan negara dari sektor ini hanya sekitar Rp 500 triliun- Rp 600 triliun. Kesenjangan besar ini merupakan buah dari tata kelola yang buruk.

"Faktanya, tidak semua hasil SDA masuk APBN, SDA telah gagal membuat negara makmur karena terjadi degradasi lingkungan dan tata kelola yang buruk bisa menghancurkan potensi tersebut," tuturnya.

Ridho menghitung, dalam skenario ideal, jika seluruh laba bersih SDA masuk ke APBN, negara bisa memperoleh Rp 1.800 triliun per tahun. Nilai ini setara dengan 65 persen dari total APBN 2025, sementara realisasi saat ini yang hanya lebih kurang 20 persen. "Jika SDA dikelola oleh negara sepenuhnya, potensi APBN bisa naik tiga kali lipat," katanya.

Sebelumnya, dalam pernyataan resmi yang menandai kickoff Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Ummat, Jumat (18/10/2025), Ketua Majelis Syura Partai Ummat Amien Rais mendesak Presiden Prabowo melakukan sejumlah langkah di masa satu tahun kepemimpinannya.

"Setelah satu tahun memimpin Bangsa Indonesia, sudah saatnya Presiden memulai memangkas kekuatan-kekuatan politik yang tidak ingin melihat bangsa dan negara Indonesia melakukan perbuatan-perbuatan yang positif, produktif dan konstruksi buat masa depan yang lebih cerah dan menjanjikan," papar Amien

Partai Ummat secara tegas juga mendesak agar fungsi Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dikembalikan ke khittahnya sebagai alat negara yang konstitusional. Partai Ummat mengutip UUD 1945 Pasal 30 Ayat (4) yang menegaskan tugas Polri adalah menjaga keamanan, ketertiban, melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat.

"Polri bukanlah 'Partai Coklat' yang menjadi andalan kekuatan politik tertentu atau oligarki. Ini merupakan bentuk penghinaan terhadap diri institusi itu sendiri dan bertentangan dengan tugas konstitusionalnya," ujar Amien.

Amien juga mengingatkan Prabowo untuk memberi perhatian khusus pada Pasal 33 UUD 1945. "Karena selama ini para pemilik modal dan kaum oligarki, luar, apalagi dalam negeri menguras kekayaan alam Indonesia untuk kepentingan mereka, yang ditinggalkan buat bangsa Indonesia hanyalah kehancuran ekologis yang tak terperikan dan kemiskinan massal di wilayah seluruh pertambangan," serunya.

Sebagai solusi, Partai Ummat mengusulkan agar SDA dikelola sepenuhnya oleh negara serta mendorong prinsip-prinsip seperti transparansi dan efisiensi pengelolaan SDA melalui diversifikasi ekonomi dan hilirisasi agar tidak bergantung pada ekspor bahan mentah; dan adanya kebijakan dan eksploitasi berkelanjutan (sustainable extraction), serta pembentukan Sovereign Wealth Fund (Dana Kekayaan Negara) untuk warisan lintas generasi.

"Yang paling penting, transparansi dan efisiensi pengelolaan SDA. Hati-hati dengan kepentingan asing. Sekali lagi, kepentingan asing!" seru Amien.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |