RTM Malaysia Minta Maaf Keliru Sebut Prabowo Jadi Jokowi, PM Singapura dan Thailand Juga Salah Sebut

4 hours ago 1

Presiden Prabowo Subianto dan delegasi RI sesi retret Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-47 ASEAN di Kuala Lumpur Convention Centre (KLCC), Malaysia, Ahad (26/10/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Radio Televisyen Malaysia (RTM) keliru menyebut tiga nama kepala negara saat KTT ke-47 ASEAN, Ahad (26/10/2025). Kekeliruan tersebut menjadi sorotan serius bagi pemerintah bersangkutan termasuk warganet. Ketiga kepala negara itu adalah dari Indonesia, Singapura, dan Thailand.

Atas kesalahan serius itu, RTM sudah meminta maaf secara resmi, Ahad. Permintaan maaf juga ditayangkan di laman sosial media RTM, salah satunya facebook. (Permintaan Maaf RTM di Facebook).

Tidak ada kode iklan yang tersedia.

RTM adalah stasiun penyiaran publik milik pemerintah Malaysia. Mereka menyiarkan langsung jalannya KTT ASEAN di Kuala Lumpur. Kejadian salah sebut ini terjadi saat ketibaan para pemimpin ASEAN dan pemimpin dunia di KTT ASEAN, Kuala Lumpur, Ahad. 

Secara berturut-turut komentator RTM menyebut sosok Presiden RI Prabowo Subianto sebagai Presiden RI Joko Widodo, lalu Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong sebagai Lee Hsien Loong dan Perdana Menteri Thailand Anutin Charvirakul sebagai Srettha Thavisin.

Ketiga tokoh yang disebut itu, Joko Widodo, Lee Hsien Loong, dan Srettha Thavisin adalah pemimpin negara sebelumnya. Hal itu didengar oleh wartawan dari berbagai negara yang hadir di media center KTT ASEAN.

"Jabatan Penyiaran Malaysia memohon maaf atas kesilapan yang berlaku dalam siaran langsung RTM sempena Sidang Kemuncak ASEAN ke-47 dan sidang-sidang berkaitan di Pusat Konvensyen Kuala Lumpur (KLCC)," demikian rilis permintaan maaf yang ditayangkan RTM, Ahad.

RTM menyatakan berdasarkan hasil penyelidikan internal ditemukan bahwa komentator siaran telah keliru. “RTM memandang hal ini dengan serius dan telah mengambil tindakan yang sesuai. RTM dengan ini menyampaikan permohonan maaf kepada Presiden dan Pemerintah Republik Indonesia, serta kepada semua pihak yang terdampak oleh kesalahan ini,” tulis keterangan itu.

RTM menyatakan akan terus memperkuat pengawasan editorial dan proses pemeriksaan fakt berjenjanga untuk memastikan bahwa semua informasi yang disiarkan akurat dan disampaikan dengan integritas.

“Sebagai penyiar rasmi negara, kami komited memastikan setiap siaran mematuhi standard profesional dan menyampaikan maklumat yang tepat serta berwibawa kepada rakyat,” demikian penjelasan RTM.

sumber : Antara / Mothership SG

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |