Pakar Imbau Kampus Harus Jadi Ruang Aman dan Bebas Perundungan

6 hours ago 2

Sejumlah warga membawa poster-poster ajakan tidak melakukan bullying (ilustrasi). Kasus Timothy Anugrah yang diduga bunuh diri dinilai dinilai menjadi alarm bagi kampus untuk selalu memperhatikan kesehatan mental mahasiswa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kematian mahasiswa Universitas Udayana, Bali, Timothy Anugrah Saputra (22 tahun), yang diduga bunuh diri akibat kerap di-bully, dinilai menjadi alarm bagi kampus untuk selalu memperhatikan kesehatan mental mahasiswa. Menurut kepala pusat Kajian Gender dan Anak IPB University, Dr Yulina Eva Riany, kasus ini merupakan persoalan multidimensional yang tidak bisa dipandang sebagai masalah individu semata.

"Kasus bunuh diri di kalangan mahasiswa merupakan fenomena kompleks yang dipengaruhi oleh tekanan sosial, psikologis, dan struktural yang saling berkaitan," kata Dr Yulina dalam keterangan tertulis, dikutip pada Jumat (24/10/2025).

la mengatakan tekanan akademik, tuntutan berprestasi, dan rasa gagal sering memicu stres kronis. Tanpa dukungan sosial memadai, hal tersebut bisa berkembang menjadi depresi atau keputusasaan.

Selain itu, mayoritas mahasiswa menghadapi quarter life crisis yaitu masa pencarian jati diri dan kemandirian yang sering kali berbenturan dengan harapan keluarga atau realitas hidup. "Kesepian, perundungan, serta tekanan sosial di media digital semakin memperburuk situasi," kata dia.

Untuk itu, Dr Yulina menegaskan pentingnya ekosistem sosial kampus dan keluarga dalam mendukung kesehatan mental mahasiswa. la menilai, kampus semestinya menjadi ruang aman dan empatik, bukan hanya tempat belajar secara akademik.

Terkait layanan kesehatan mental, ia menilai sebagian besar perguruan tinggi termasuk IPB telah menunjukkan kemajuan dengan menyediakan unit layanan konseling dan program promotif. Namun menurutnya, tantangan utama masih teletak pada keterbatasan tenaga profesional, efektivitas sistem rujukan, dan stigma sosial.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |