REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menggapai prestasi adalah hak semua orang. Kalimat itu cocok menggambarkan para siswa yang mengeyam pendidikan di Sekolah Luar Biasa (SLB) Harapan Ibu, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Sederet piala dan trofi di ruang Kepala Sekolah menandakan keterbatasan siswa disana bukan halangan mencapai prestasi. Prestasi para siswa disana ada di bidang melukis, kriya kayu, hingga olahraga.
Kepala Sekolah SLB Harapan Ibu, Sri Handayani berbagi resep jitu dalam mendidik siswa SLB. Sri memilih metode pengajaran individual. Para guru didorong menggali potensi tiap siswa. Sehingga siswa dapat fokus pada bidang yang disukai.
"Kalau di dalam kelas itu individual pembelajarannya itu. Jadi anak punya kemampuan apa, itu jadi di-assessment dulu setiap anak dulu. Karena kemampuan anak-anak itu berbeda-beda," kata Sri kepada Republika, Kamis (23/10/2025).
Sri menyadari tak semua siswa SLB bisa mengembangkan kemampuan akademik. Apalagi para siswa SLB Harapan Ibu mayoritas dalam kondisi sindrom down. Sehingga mereka didorong lebih baik fokus pada keahliannya. Oleh karena itu, SLB Harapan Ibu menyediakan latihan nari, kecantikan, tata rias, tata boga, kerajinan tangan bagi 53 siswa.
"Kita mengembangkan akademik kan agak sulit dengan keterbatasan mereka gitu ya. Akhirnya kita lihat tuh, ini kemampuannya apa nih? Kita harus pilih, oh dia punya potensi di nari, dia punya potensi di olahraga, kita kembangkan," ujar Sri.
Sri juga menjelaskan cara mendidik siswa SLB Harapan Ibu yang berusia 7-17 tahun tak boleh dengan amarah sedikitpun. Menurutnya, kadar kesabaran para guru harus tinggi. Bahkan menggunakan nada tinggi saja dilarang karena dapat membuat siswa takut. Sri selalu menanamkan kepada 10 guru di SLB Harapan Ibu untuk mengedepankan kelembutan hati dalam mendidik.
"Anak-anak tuh nggak boleh digalakin. Disini nggak ada yang namanya digalakin, nggak ada. Semua dirangkul. Bentuk rangkulan aja bagi mereka udah nyaman. Yang penting rasa nyaman dulu di sekolah," ujar Sri.
Selain itu, Sri menyampaikan SLB Harapan Ibu tak bekerja sendirian dalam pengembangan potensi siswa. SLB Harapan Ibu menggandeng banyak pihak seperti Special Olympics Indonesia (Soina), Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA) agar siswa bisa mencapai prestasi.
"Karena kita juga punya wadah yang untuk mengembangkan anak-anak. Nah itu disitu mereka mengembangkan kemampuan-kemampuan mereka, sehingga mereka pada dapet prestasi," ujar Sri yang sudah mengajar disana sejak tahun 1990.
.png)
4 hours ago
1















































