Kelelahan dan Berat Badan Turun Drastis Bisa Jadi Gejala Kanker Tulang

4 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kanker tulang atau yang secara medis dikenal sebagai sarkoma tulang merupakan penyakit serius dan langka yang dapat menyerang siapa saja, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, dan memerlukan kewaspadaan tinggi karena sifatnya yang dapat menyebar cepat. Meskipun nyeri pada tulang sering menjadi gejala yang paling umum dikenali, para ahli kesehatan menekankan pentingnya mengenali gejala sistemik lainnya yang sering terabaikan.

Menurut spesialis orthopedi traumatologi konsultan onkologi dari Eka Hospital BSD Tangerang, Muhammad Wahyudi, kelelahan yang tidak dapat dijelaskan, demam, dan terutama penurunan berat badan secara drastis yang tidak memiliki sebab jelas, merupakan tanda-tanda awal yang perlu diwaspadai sebagai gejala kanker tulang. Gejala-gejala umum yang sering dianggap sepele ini, ketika muncul bersamaan, dapat menjadi petunjuk penting bagi diagnosis dini.

Peringatan tersebut bukan tanpa alasan. Dia mengatakan tanpa penanganan yang cepat dan tepat, kanker tulang memiliki potensi untuk bermetastasis atau menyebar ke organ tubuh lain, yang secara signifikan akan menurunkan harapan kesembuhan pasien. "Tanpa penanganan yang tepat, kanker tulang dapat menyebar ke organ lain. Penanganan yang efektif dapat mengurangi risiko ini dan meningkatkan peluang kesembuhan," ujarnya.

Selain gejala sistemik, ia juga menggarisbawahi beberapa gejala fisik yang lebih spesifik pada tulang. Gejala-gejala ini meliputi nyeri yang tidak biasa pada area tulang yang terasa semakin parah di malam hari atau saat beraktivitas. Selain itu, munculnya benjolan di sekitar sendi yang terkadang terasa lunak saat disentuh juga patut dicurigai. Kondisi lain yang mengkhawatirkan adalah ketika tulang menjadi lemah, sehingga mudah patah, bahkan tanpa didahului oleh cedera serius yang berarti.

Kanker tulang, yang berasal dari sel-sel tulang itu sendiri, dapat berkembang di tulang mana pun, meskipun dr Wahyudi menyebutkan area yang paling sering terserang adalah tulang panjang pada lengan dan kaki, area panggul, dan tulang belakang. Pemahaman tentang jenis-jenis kanker tulang juga penting karena menunjukkan variasi kelompok usia yang rentan. Misalnya, Osteosarcoma adalah jenis yang paling sering menyerang anak-anak dan remaja, terbentuk pada jaringan tulang yang masih muda. Kemudian ada Ewing's Sarcoma, kanker langka yang juga menyerang anak-anak dan remaja, namun berkembang di sumsum tulang.

Sementara itu, Chondrosarcoma umumnya lebih sering menyerang orang dewasa dan berkembang dari tulang rawan. Meskipun penyebab pastinya masih belum diketahui secara pasti, beberapa faktor risiko seperti genetik, riwayat penyakit tulang tertentu, atau riwayat paparan radiasi dari terapi kanker sebelumnya dapat meningkatkan kemungkinan seseorang menderita penyakit ini.

Proses diagnosis kanker tulang sangat ketat dan berlapis. Jika dokter mencurigai adanya indikasi kanker tulang, rangkaian pemeriksaan akan dimulai dari cek fisik, dilanjutkan dengan tes pencitraan canggih seperti X-ray, MRI, CT scan, dan PET scan. Namun, dr Wahyudi mengatakan prosedur paling akurat untuk konfirmasi diagnosis tetaplah biopsi tulang.

"Ini adalah prosedur paling akurat untuk diagnosis. Sampel jaringan tulang diambil dan diperiksa di laboratorium untuk memastikan keberadaan sel kanker," ujarnya.

Prosedur ini krusial untuk menentukan jenis sel kanker dan stadium penyakit. Dalam hal penanganan, terdapat beberapa pilihan pengobatan yang tersedia dan umumnya dilakukan secara kombinasi, meliputi operasi (yang bertujuan mengangkat tumor), kemoterapi, radioterapi, serta terapi target dan imunoterapi.

Pilihan terapi target dan imunoterapi, menurut dr Wahyudi, bergantung pada kasus spesifik pasien dan berfungsi untuk menargetkan sel kanker secara lebih spesifik atau meningkatkan respons sistem kekebalan tubuh pasien terhadap penyakit. Meskipun cara pasti untuk mencegah kanker tulang belum ditemukan, deteksi dini melalui kesadaran terhadap gejala non-spesifik seperti kelelahan ekstrem dan penurunan berat badan drastis, serta penerapan gaya hidup sehat secara keseluruhan, merupakan langkah proaktif terbaik untuk menjaga kesehatan tulang dan meningkatkan peluang kesembuhan jika diagnosis memang terkonfirmasi.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |