Kampus YARSI Bangun Ekosistem Ekonomi Hijau dan Literasi Lingkungan

2 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas YARSI menegaskan perannya sebagai kampus yang mengedepankan prinsip ramah lingkungan. Melalui program pengabdian masyarakat bertajuk 'Optimalisasi Lahan Fasum Untuk Pemberdayaan Ekonomi Petugas Kebersihan dan Keamanan: Budidaya Tanaman Herbal Sebagai Solusi Kesehatan Masyarakat', YARSI berhasil menyulap lahan fasilitas umum (fasum) menjadi Taman Herbal Surgawi Nusantara, sebuah laboratorium hidup yang memadukan pemberdayaan ekonomi, inovasi lingkungan, dan literasi kesehatan berbasis herbal dan nilai-nilai Islam.

Kepala Pusat Penelitian Herbal Universitas YARSI, Dr. Juniarti mengatakan bahwa program pengabdian masyarakat di Mushola Al Barokah dan Taman Herbal Surgawi Nusantara, Perumahan Banjar Wijaya, Tangerang, Banten, menggabungkan tiga aspek utama. Yakni pemberdayaan masyarakat, inovasi lingkungan, dan literasi herbal yang dipadukan dengan nilai-nilai Islam dan semangat kemandirian ekonomi

“Kami ingin membuktikan bahwa ilmu di kampus bukan hanya untuk ruang kuliah. Melalui taman herbal ini, masyarakat bisa belajar, mahasiswa bisa meneliti, dan lingkungan bisa tumbuh sehat serta produktif," kata Juniarti, Selasa (21/10/2025)

Juniarti menerangkan bahwa Taman Herbal Surgawi Nusantara kini menjadi laboratorium hidup yang menyatukan sains dan spiritualitas. Setiap tanaman diberi barcode yang dapat dipindai pengunjung untuk mengakses poster dan video edukatif berisi nama lokal dan latin, khasiat, efek samping, hingga cara pengolahan herbal.

Konten digital tersebut disusun oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran YARSI sebagai bagian dari pembelajaran kuliah elektif herbal. Dengan demikian, taman tersebut menjadi wahana nyata bagi mahasiswa untuk belajar langsung dari alam, sekaligus mengabdi kepada masyarakat melalui literasi kesehatan.

“Mahasiswa berperan bukan hanya menanam, tapi juga membuat materi edukatif. Anak-anak dan masyarakat bisa belajar sambil bermain. Beginilah cara kami membumikan ilmu,” ujar Juniarti yang juga dosen pengampu blok Fitofarmaka dan kuliah elektif kepeminatan herbal di Fakultas Kedokteran YARSI.

Universitas YARSI mengintegrasikan nilai Islam dalam setiap kegiatannya. Taman Herbal Surgawi Nusantara menanam berbagai tanaman yang disebut dalam Alquran dan sunnah seperti zaitun, delima, dan jahe sebagai simbol keberkahan, kemandirian, dan keteladanan Rasulullah.

"Menanam adalah ibadah, setiap daun yang tumbuh membawa pahala dan manfaat. Kami ingin taman ini menjadi contoh bagaimana iman, ilmu, dan amal bisa berpadu membangun kesejahteraan,” ujar Juniarti.

Melalui program ini, masyarakat memperoleh ilmu dan keterampilan baru, mahasiswa mendapatkan pengalaman belajar langsung. Kampus menghidupkan nilai-nilai Tri Dharma bahkan memperluasnya menjadi Catur Dharma yang menanamkan Ruhul Islam dalam setiap aktivitasnya.

Salah satu kegiatan unggulan dalam program pengabdian masyarakat tersebut adalah pelatihan pembuatan Eco-Enzyme, cairan fermentasi organik yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomi tinggi. Kegiatan pengabdian masyarakat tersebut didanai oleh Hibah Dikti melalui Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.

Kegiatan tersebut juga menghadirkan narasumber utama, Sutini Wardi sebagai praktisi sekaligus produsen eco-enzyme. Ia membagikan formula sederhana 1:3:10 satu bagian molase (gula merah), tiga bagian sisa buah, dan sepuluh bagian air. Hasil fermentasi tersebut menghasilkan cairan serbaguna yang bisa digunakan untuk pupuk organik, pembersih rumah tangga, penjernih air, hingga pengurai limbah.

“Saya mulai dari dapur rumah. Kini eco-enzyme yang saya hasilkan ditampung oleh pembeli. Dari sampah dapur, Allah bukakan jalan rezeki,” ujar Sutini.

Selain itu, Sutini juga memproduksi mol, pupuk organik cair, dan kompos padat, yang kini mulai dipasarkan secara luas. Taman Herbal Surgawi Nusantara memanfaatkan hasil olahan tersebut untuk pemupukan, termasuk pupuk cair berbasis enzim EC4 yang dicampur dengan limbah taman dan air sebanyak 20 liter.

Agar hasil produksi masyarakat dapat menjangkau pasar yang lebih luas, kegiatan tersebut juga menghadirkan pelatihan digital marketing bersama Muhammad Ghazali seorang pakar dan praktisi pemasaran digital.

Menurut Ghazali, kuncinya bukan sekadar menjual produk, tapi mendidik pasar. Gunakan media sosial untuk memberikan edukasi, bukan klaim berlebihan.

Ghazali menjelaskan langkah-langkah praktis memasarkan produk melalui Instagram, TikTok, dan WhatsApp Business, serta cara membangun kepercayaan pelanggan melalui storytelling dan konten edukatif.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |