Genosida Gaza Tetap Berlanjut di Bawah Kedok Gencatan Senjata, Siapa Bertanggung Jawab?

4 hours ago 2

Warga gaza mendukai kerabat yang syahid akibat serangan Israel di Gaza bagian tengah, Rabu (29/10/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA—Tidak mungkin lagi menganggap pembunuhan dan penghancuran oleh Israel yang semakin meningkat di Jalur Gaza sebagai pelanggaran gencatan senjata biasa setelah hal itu menjadi pola umum yang menurut para analis memperkuat kelanjutan perang di bawah payung rencana Presiden AS Donald Trump.

Israel membunuh dua warga Palestina di lingkungan Al-Sultan di utara Gaza pada Rabu malam meskipun telah mengumumkan kembalinya gencatan senjata setelah 12 jam serangan hebat pada Selasa malam, yang menewaskan 104 warga Palestina dan melukai 153 lainnya.

Tentara pendudukan Israel juga mengumumkan pada Rabu bahwa mereka beroperasi di daerah terowongan di kota Khan Yunis di selatan, sementara seorang pejabat AS menegaskan kepada Aljazeera bahwa perjanjian di Gaza akan dilanjutkan.

Pejabat itu mengatakan Washington memantau situasi dengan cermat dan akan mengirim delegasi ke Israel.

Sementara Gerakan Perlawanan Islam Hamas menuduh pihak Israel menggagalkan perjanjian dan menyerukan kepada para mediator untuk menekan agar perjanjian itu dipatuhi.

Namun, Trump mengatakan pada Selasa bahwa Israel tidak melanggar perjanjian tersebut, dan bahwa Israel sedang membela diri, dan bahwa Hamas harus bersikap baik agar tidak dihancurkan.

Amerika jauh dari kenyataan

Sikap Amerika ini mencerminkan ketidakmampuan pemerintahan Trump untuk menghadapi kenyataan di lapangan dan penerimaan mereka terhadap narasi Israel untuk membenarkan pembunuhan massal dan eksekusi lapangan terhadap warga Palestina, demikian menurut Dalal Erekat, profesor diplomasi dan resolusi konflik di Arab American University.

Perang, seperti yang dikatakan Erekat, dikutip dari Aljazeera, Kamis (30/10/2025), masih berlanjut di Gaza di bawah payung gencatan senjata.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |